Joe Biden Akan Larang Penerbangan Diwiliayah Udara AS, Barat dan NATO Siap Tanggapi Invasi Rusia -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Joe Biden Akan Larang Penerbangan Diwiliayah Udara AS, Barat dan NATO Siap Tanggapi Invasi Rusia

Rabu, 02 Maret 2022 | Maret 02, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-02T05:13:30Z

WANHEARTNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin telah salah menilai Barat dengan mengumumkan invasi tanpa alasan ke Ukraina. Dalam pidato kenegaraan tahunannya pada Selasa (1/3/2022), Biden menyatakan akan mengumumkan perintah pelarangan penerbangan Rusia di wilayah udara AS.

Invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi pembicaraan utama di Gedung Putih dalam beberapa waktu terakhir. Pidato Biden menegaskan kembali fokus pada upayanya menyatukan rakyat AS dalam mendorong upaya global untuk menghukum Rusia atas invasi ke Ukraina dan mendukung Kiev di tengah krisis yang saat ini terjadi.

Dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan Biden akan mengumumkan Amerika Serikat akan melarang penerbangan Rusia menggunakan wilayah udara Amerika, demikian diwartakan Reuters, Rabu (2/3/2022).

"Sepanjang sejarah, kita telah mempelajari pelajaran ini, ketika diktator tidak membayar harga untuk agresi mereka, mereka menyebabkan lebih banyak kekacauan. Mereka terus bergerak. Dan, kerugian dan ancaman terhadap Amerika dan dunia terus meningkat," kata Biden menurut kutipan pidatonya yang dirilis oleh Gedung Putih.

Biden akan mengatakan bahwa Putin menghindari upaya untuk mencegah perang.

"Perang Putin direncanakan dan tidak diprovokasi. Dia menolak upaya diplomasi. Dia pikir Barat dan NATO tidak akan merespons. Dan, dia pikir dia bisa memecah belah kita di sini di rumah," kata Biden.

"Putin salah. Kami sudah siap."

Biden telah menghadapi inflasi besar yang diperburuk oleh krisis di Ukraina dan mendapat serangan dari Partai Republik yang menudingnya membiarkan terjadinya invasi Rusia.

Dia dan Partai Demokrat juga berpotensi kehilangan kendali atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat AS dalam pemilihan paruh waktu 8 November karena tingkat persetujuan yang relatif rendah. Jajak pendapat publik telah menunjukkan Biden tidak disukai mayoritas rakyat AS selama berbulan-bulan.

Kenaikan peringkat persetujuan Biden mungkin membantu mencegah hal itu dan memperkuat peluangnya untuk membuat agendanya baik.

Tingkat kesetujuan rakyat AS atas tanggapan Biden terhadap invasi Rusia meningkat selama seminggu terakhir, dengan 43% mengatakan mereka menyetujui dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang diselesaikan pada Selasa, naik dari 34% minggu lalu. Namun, sekira 47% tidak menyetujui tanggapan Biden terhadap krisis, dan popularitasnya secara keseluruhan telah mendekati titik terendah kepresidenannya dalam beberapa pekan terakhir.

Bahkan dengan tingkat pengangguran di 4%, sebagian besar pemilih tetap pesimis tentang ekonomi, sebagian besar karena meroketnya harga konsumen.

Selain itu AS juga masih bergelut dengan pandemi Covid-19 dengan lebih dari 2.000 orang di Amerika meninggal setiap harinya karena penyakit tersebut, tertinggi di antara negara manapun di seluruh dunia.

Pada Selasa, anggota Kongres yang menghadiri pidato Biden di Gedung Capitol, Washington tidak akan diharuskan memakai masker untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.

Pihak berwenang memasang kembali pagar di sekitar Capitol menjelang protes pengemudi truk yang direncanakan terhadap pembatasan terkait pandemi, tetapi tampaknya konvoi itu tidak akan menyebabkan gangguan besar.

Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat, Oksana Markarova, dijadwalkan menghadiri pidato tersebut, duduk bersama istri presiden, Jill Biden.

Sumber: okezone
×
Berita Terbaru Update
close