WANHEARTNEWS.COM - Tahun 2022 menjadi awal kehancuran Chelsea usai Roman Abramovich disanksi Pemerintah Inggris, untuk membeli bensin bis bagian dari operasional saja tak mampu.
Menyusul rentetan sanksi Pemerintah Inggris untuk Roman Abramovich atas konflik Rusia-Ukraina, kini Chelsea mulai merasakan dampak negatifnya.
Pada Kamis (10/3/2022) Pemerintah Inggris resmi menjatuhkan sanksi terhadap Roman Abramovich, setelah mayoritas negara Eropa mengecam invasi Rusia.
Sanksi untuk Abramovich dijatuhkan karena taipan asal Rusia itu menjadi salah satu orang penting di lingkungan Vladimir Putin selaku Presiden Rusia.
Dilansir dari CNN International, Abramovich masuk dalam daftar tujuh oligarki Rusia alias pebisnis kaya raya terkait politik yang disanksi Pemerintah Inggris.
Salah satu sanksi adalah pembekuan aset milik Roman Abramovich, termasuk Chelsea yang diangggap aset tersebsarnya di London.
Menurut laporan The Athletic, kini The Blues merasakan dampak buruk dari sanksi tersebut setelah kartu kredit perusahaan klub dibekukan oleh Pemerintah Inggris.
Bahkan karena pembekuan kartu kredit itu membuat Chelsea tak bisa membeli bahan bakar bensin untuk bis mereka yang kerap digunakan untuk perjalanan hotel menuju stadion.
Selain itu pembekuan kartu kredit ini juga berpngaruh pada biaya operasional Chelsea, biaya perjalanan The Blues tidak boleh melebihi 20 ribu pound atau sekitar Rp376 juta.
Sementara untuk biaya pertandingan kandang tidak diperbolehkan melebihi 500 juta pounds atau sekitar Rp9,4 miliar per pertandingan.
Namun baru-baru ini Pemerintah Inggris memberi lampu hijau untuk pembelian Chelsea, meskipun sanksi sudah mengikat Abramovich.
Keputusan itu didapat setelah pihak pemerintah melakukan diskusi dengan merchant bank yang menangangi penjualan Chelsea, Raine.
Proses penjualan Chelsea bakal dilanjutkan seperti sebelum Abramovich terkena sanksi, sementara pengumuman penjualan klub sudah dibagikan pada 3 Maret 2022 lalu.
Sumber: suara