WANHEARTNEWS.COM - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie geram dengan sikap perwakilan Indonesia di Majelis Umum PBB yang menyatakan setuju atau mendukung draf resolusi terkait konflik Rusia dan Ukraina.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara non-blok seharusnya netral dalam melihat konflik negara lain, namun harus memberikan sikap sesuai UUD 1945 yakni menjaga perdamaian dunia dengan tidak berpihak pada satu kelompok.
"Harusnya kita abstain, siapa sih yang ngomongin kita tidak mesti abstain, siapa pembisiknya harus diungkap? Karena saya terlibat di Kemenlu soal pembicaraan perjanjian strategis dengan Rusia. Apa sih yang mau dicapai antara Indonesia Rusia, bagaimana kepentingannya,” tegas Connie lewat keterangan tertulis, Jumat (11/3).
Connie mengatakan, jika Indonesia belum dimasukkan oleh Putin sebagai negara yang tidak bersahabat dengan Rusia, tinggal menunggu waktu saja.
"Kalau sekarang kita belum masuk negara listnya Rusia, itu karena belum saja menurut saya," katanya.
Sebagai negara yang menggagas berdirinya Gerakan Non Blok, Indonesia seharusnya harusnya meniru politik diplomasi yang dilakukan oleh Presiden RI pertama Soekarno, yang menggabungkan negara-negara di PBB untuk mengimbangi politik besar blok.
"Indonesia harusnya tampil secara diplomatik, bukan ikut-ikutan seperti sekarang. Bung Karno jadi besar, karena kemampuan diplomasinya. Bung Karno sudah mengingatkan, PBB harus adil. Ketika PBB tidak adil, semua ide besar, ide mulia hilang. Makanya saya setuju PBB harus direformasi,” demikian Connie.
Sumber: rmol