WANHEARTNEWS.COM - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengungkap informasi Partai Amanat Nasional (PAN) akan mendapatkan jatah satu menteri dan satu wakil menteri diperoleh dari suara dari Istana pinggiran.
Keterangan itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanul Haq merespons isu Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle dalam Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Kamis (24/3/2022).
“Ketika PAN bergabung dengan koalisi ini, maka mau tidak mau ya PAN harus mendapatkan jatah dan yang keluarlah dari suara Istana pinggiran bahwa PAN akan mendapatkan 1 menteri dan wakil menteri,” ucap Maman.
“PKB sendiri pada posisi bahwa yang pertama evaluasi terhadap menteri itu adalah hak prerogatif Presiden,” kata Maman.
Namun, lanjut Maman, PKB meyakini jumlah menteri dari partainya yang akan membantu Presiden Jokowi di periode kedua kepemimpinannya tidak akan berkurang.
“Jatah PKB, jatah partai-partai koalisi yang dari awal itu tidak akan berubah, sehingga kalau hari ini kita memiliki 4 menteri, maka siapa pun menterinya itu tetap milik jatah PKB, jadi kelihatannya tidak akan ada yang nambah, nggak ada yang kurang,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Maman, PKB merupakan partai politik yang sudah berdarah-darah mendukung Presiden Jokowi sejak awal perjuangan menjadi pemimpin.
“Yang pasti selama partai koalisi yang berdarah-darah, berkeringat dari awal saya rasa Presiden tidak akan melakukan hal itu (reshuffle),” ujarnya.
“Justru yang akan dilakukan adalah menambahkan PAN di dalamnya,” katanya.
Di samping itu, Maman menuturkan saat ini partai-partai sudah berkonsentrasi untuk Pemilu 2024.
Sehingga soal perombakan kabinet, kata Maman, PKB “tidak akan terpengaruh” karena yakin Presiden tak akan mengurangi jatah partainya di kabinet.
“Sehingga urusan menteri itu, betul tadi itu, sebenarnya “tidak terlalu berpengaruh” karena kita yakin presiden tidak akan mengurangi jatah-jatah partai pendukung dari awal (bergabung),” ujarnya.
“Yang penting soliditas partai-partai untuk memenangkan di 2024,” katanya.
Maman lebih lanjut berpendapat yang hari ini menjadi pertaruhan justru Presiden Jokowi dengan rakyat.
“Bukan Jokowi dengan partai politik, karena partai politik hari ini semuanya konsentrasi untuk memenangkan di pemilu 2024, karena Februari tanggal 14 itu kan sangat dekat,” ujarnya. ktv