WANHEARTNEWS.COM - Proyek pembangunan jalur atau rel Kereta Api Borneo sepanjang 203 kilometer yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Balikpapan senilai Rp 53,3 triliun batal dilaksanakan karena perusahaan Rusia, Russian Railways, sebagai pemilik modal mengundurkan diri.
"Surat pengunduran diri disampaikan langsung kepada pemerintah pusat pada 2020," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Alimuddin di Penajam seperti dikutip dari Antara, Jumat (4/3).
Pembangunan jalur kereta api yang direncanakan melalui ibu kota baru itu dikelola oleh PT Kereta Api Borneo yang merupakan perusahaan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan perusahaan kereta api Rusia, yakni Russian Railways.
Groundbreaking Jalur Kereta Api Borneo Diresmikan Langsung Jokowi Pada 2015
Berdasarkan penelusuran kumparan, jalur Kereta Api Borneo adalah salah satu proyek strategis di Kalimantan Timur (Kaltim). Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ini pada 19 November 2015.
Groundbreaking proyek rel kereta di Kalimantan ini juga dihadiri oleh Faroek Ishak (saat itu Gubernur Kalimantan), Saleh Husin (Menteri Perindustrian periode 2014-2016), Duta Besar Rusia untuk Indonesia H.E. Mikhail Y. Galuzin, serta Direktur Utama PT Kereta Api Borneo Denis Muratov.
Pada saat groundbreaking, Jokowi mengingatkan agar proyek segera dimulai. "Saya pastikan, 3-4 bulan lagi pasti akan saya cek. Kalau bekerja dengan saya jangan hanya groundbreakang-groundbreaking. Pasti akan saya cek," kata Jokowi seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI.
Lebih dari 6 tahun setelah groundbreaking, proyek ternyata batal.
Sumber: kumparan