WANHEARTNEWS.COM - Pembentukan "front kedua" diyakini mampu menjadi solusi bagi Ukraina untuk mengalahkan serangan yang datang dari Rusia.
Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Alexey Danilov mengatakan, jika konflik baru antara Rusia dan pihak ketiga pecah, ini akan memberikan dukungan berkualitas ke Ukraina yang mencoba menangkis invasi yang sedang berlangsung.
Ia kemudian menyasar kepada Georgia yang sejauh ini mengambil sikap netral.
"Georgia bisa menjadi salah satu pihak yang mencoba menyerang Rusia saat sedang sibuk di Ukraina," saran Danilov, seperti dikutip dari RT, Senin (28/3).
Sarannya itu nampaknya lebih berupa kritikan atas sikap netral Tbilisi.
Pemerintah Georgia telah abstain untuk menjatuhkan sanksi anti-Rusia, dengan alasan bahwa langkah seperti itu hanya akan merugikan ekonomi negara itu sendiri.
“Secara halus, Georgia mengambil sikap tidak tepat," kata Danilov.
Seruan Danilov, yang dikenal suka berperang, mendapat sambutan dingin di Georgia, dan banyak politisi dengan tegas menolak gagasan semacam itu.
Seorang anggota parlemen dari Partai Impian Georgia yang berkuasa dan kepala komite urusan luar negeri parlemen Georgia, Nikoloz Samharadze, bahkan menyatakan tidak menyangka pernyataan seperti itu dapat dibuat oleh seorang pejabat senior seperti Danilov.
“Saya harap ini tidak benar. Apakah Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina meminta Georgia dan lainnya, untuk meninggalkan kebijakan pemulihan damai integritas teritorial mereka? Membuka front kedua untuk menghancurkan kota dan desa kita, sehingga perempuan dan anak-anak Georgia juga mati?" Samkharadze bertanya-tanya dalam sebuah posting media sosial.
Apakah ini benar?" ulangnya.
Sentimen serupa diungkapkan oleh anggota parlemen lain dari Partai Impian Georgia, Mikhail Sardzhveladze, yang mengatakan bahwa memicu lebih banyak konflik tidak akan membantu atau melegakan Ukraina.
Sumber: RMOL