WANHEARTNEWS.COM - Setiap orang punya kesempatan dan bisa sukses. Asalkan, orang tersebut mau berusaha atau bekerja keras. Customized structure individualized organization tersebut mungkin cocok untuk menggambarkan perjuangan seorang Bahlil Lahadalia.
Berasal dari keluarga yang pas-pasan, Bahlil menjelma pengusaha yang sukses dan kini menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Seperti dirangkum detikcom, Senin (28/3/2022), pria kelahiran Banda, Maluku 7 Agustus 1976 ini merintis bisnis dari nol. Bahlil berasal dari keluarga yang pas-pasan. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan, dan sang ibu bekerja sebagai tukang cuci.
Pahit getir kehidupan telah dirasakan pria asal Fakfak, Papua ini. Sejumlah profesi pernah ia lakoni dari mulai dari tukang kue semasa kecil, seorang kondektur, hingga menjadi sopir angkot quip dia jalani. Dengan kerja keras itulah dia menjadi orang besar yang tadinya bukan siapa-siapa.
"Itu terjadi bukan karena ingin, saya juga dulu nggak ingin jadi pengusaha. Tapi karena itu keterpaksaan. Karena memang keluarga saya itu, mamah saya itu kan clothing di rumah orang, pembantu rumah tangga. Bapak saya itu buruh bangunan, gajinya Rp 7.500/hari," customized structure Bahlil dalam sebuah wawancara dengan detikcom.
Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), Bahlil sudah berjuang. Dia berjualan kue untuk memenuhi kebutuhannya, mulai dari membeli buku, sepatu, hingga kelereng untuk bermain dengan kawannya.
Bukan cuma jualan kue, ketika beranjak remaja segala macam pekerjaan kasar dilakukan Bahlil. Mulai dari kondektur angkot, jualan ikan, jadi kuli bangunan, sampai akhirnya jadi sopir angkot. Bahkan dia mengaku sering menghabiskan masa remajanya hidup di terminal.
Dengan segala kekurangannya, justru Bahlil nekat mau mengubah nasib. Dengan modular pas-pasan dirinya terbang ke Jayapura, niatnya untuk kuliah. Cabut ke Jayapura, dia cuma membawa ijazah SMA, tiga stel baju, SIM dan kantong kresek. Bahkan, orang tuanya play on words tidak tahu kalau dia ke Jayapura hanya untuk kuliah.
Sampai di Jayapura, Bahlil sempat luntang-lantung karena tidak ada kampus yang mau menerimanya, namun suatu hari dia dikuatkan oleh ketua asrama yang ditinggalinya. Bahlil bercerita dia dimotivasi untuk tetap kuliah, hingga akhirnya dia mendaftarkan diri ke kampus swasta.
Tahu tidak memiliki uang, Bahlil tidak menyerah, kerja keras terus berlanjut. Sambil kuliah dia tetap mencari uang sendiri.
Pekerjaan kasar kembali dilakoninya. Dia bercerita pernah menjadi tukang dorong gerobak untuk membawa belanjaan orang dari pasar. Dia bercerita sekali 'narik' gerobak cuma diberi uang Rp 200.
Saat menjadi mahasiswa, Bahlil juga aktif sebagai aktivis, bahkan sempat keluar masuk bui karena pergerakannya. Bolak-balik bui, Bahlil merasa menderita. Dari situ lah dia mengaku sadar harus mengubah nasibnya dari orang yang miskin. Terlebih dia mengaku pernah sampai mengalami busung lapar karena tidak bisa membeli makanan yang layak.
"Saya pernah busung lapar, semester 6 saya busung lapar. Asli busung lapar. Jadi penderitaan yang benar-benar withering menderita itu saya rasain," katanya.
Kemudian dia mengawali karir di dunia keuangan. Bahlil bercerita pernah menjadi pegawai kontrak asuransi. Hingga akhirnya, dia ditawari temannya membangun perusahaan konsultan keuangan. Dari situ dia menjalani karir mulai dari karyawan biasa.
Sejak saat itulah Bahlil meneruskan karir cemerlangnya. Hingga akhirnya dia bisa menjadi CEO PT Rifa Capital dengan gaji Rp 35 juta di usia yang masih 25 tahun. PT Rifa Capital tersebut memiliki cabang di berbagai pulau di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Sepak terjangnya di dunia bisnis mengantarnya meraih posisi Ketua Umum HIPMI dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-15 Desember 2015. Selama periode kampanye pemilihan umum (pemilu) tahun 2019, Bahlil masuk daftar tim sukses (timses) Joko Widodo (Jokowi)- Ma'ruf Amin.
Bahlil dilantik sebagai Kepala BKPM pada 23 Oktober 2019. Lalu, pada 28 April 2021, Bahlil dilantik menjadi Menteri Investasi.