WANHEARTNEWS.COM - Stok dan harga minyak goreng belum kembali normal hingga saat ini. Harga eceran tertinggi atau HET untuk minyak goreng yang ditetapkan pemerintah sejak awal Februari 2022 tak terlihat realisasi secara nyata di lapangan.
Kelangkaan minyak goreng dan kenaikan harganya kini tak hanya terjadi di pulau Jawa. Kondisi tersebut juga terjadi di daerah luar Jawa. Bahkan, di Sulawesi Tenggara, harga minyak goreng mencapai Rp 53.750 per kilogram.
Apabila harga minyak goreng belum dapat dikendalikan menjelang Ramadhan, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, memprediksi harga minyak goreng kemasan di luar jawa bisa menembus sekitar Rp 70 ribu - Rp 90 ribu per kg.
"Dari data yang dirangkum informasi harga pangan strategis (IHPS), saya juga cukup kaget melihat beberapa harga minyak goreng (kemasan 2) di berbagai daerah, khususnya Indonesia bagian Timur sekarang Rp 43.900 per kg," ujar Bhima dalam webinar Young Islamic Leaders, Minggu (13/3).
Bhima mengatakan kenaikan harga minyak goreng di Jawa merembet hingga di luar pulau Jawa, sehingga disparitas antara HET dan harga di pasar semakin jauh.
Bhima meminta pemerintah untuk terus berupaya mengantisipasi permintaan minyak goreng, karena permintaan akan terus naik pada tahun ini.
"Waktu bulan puasa, biasanya terjadi kenaikan 23 persen dibanding sekarang. Sementara kalau Idul Fitri, karena banyak yang masak di rumah, konsumsi minyak goreng melonjak 47,5 persen dibanding bulan biasa," katanya.
Kenaikan minyak goreng tidak hanya terjadi pada saat Ramadhan dan Lebaran. Bhima memperkirakan kenaikan akan berlanjut hingga Natal dan Tahun Baru masing-masing sebesar 1 persen dan 8,5 persen.
"Setelah lebaran masih akan berlanjut (kenaikan). Harga CPO tidak akan turun dalam jangka waktu dekat," ujarnya.
Sumber: kumparan