WANHEARTNEWS.COM - Harga minyak dunia mencapai puncak tertinggi setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina. Dikutip dari oilprice.com pada Jumat (4/3) pukul 07.30 WIB, harga minyak jenis WTI sudah mencapai USD 109,7 per barel. Sedangkan harga minyak jenis Brent berada pada level USD 110,5 per barel.
Berdasarkan data Trading Economics, terakhir kali harga minyak berada di atas USD 110 per barel adalah pada April 2011 alias 11 tahun lalu.
Hal ini tentu sangat menguntungkan para konglomerat yang memiliki usaha di bidang minyak dan gas bumi (migas. Melesatnya harga minyak berbanding lurus dengan kekayaan mereka.
Berdasarkan penelusuran kumparan dari data RTI dan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut daftar beberapa konglomerat yang makin kaya berkat kenaikan harga minyak:
Hapsoro Sukmonohadi (PT Rukun Raharja Tbk)
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) meraup laba bersih USD 105,74 ribu atau sekitar Rp 1,51 miliar (kurs dolar Rp 14.300) pada Kuartal III 2021. Sebelumnya pada periode yang sama di 2020, RAJA rugi bersih sebesar USD 259,98 ribu atau Rp 3,71 miliar.
Harga saham RAJA fluktuatif dalam setahun terakhir. Berdasarkan data RTI pada Jumat (4/3), harga saham RAJA berada di level Rp 204. Dibanding pada Desember 2021 lalu yang masih di kisaran Rp 180, harga saham RAJA mengalami penguatan.
Suami Ketua DPR RI Puan Maharani, Hapsoro Sukmonohadi, adalah pemegang saham terbesar RAJA (32,743 persen). Hapsoro juga pernah menjadi Komisaris Utama RAJA pada 24 Juni 2010 hingga 11 Juni 2014.
Keluarga Panigoro (PT Medco Energi International Tbk)
PT Medco Energi International Tbk (MEDC) meraup laba bersih USD 56,12 juta atau setara dengan Rp 802,51 miliar pada Kuartal III 2022. Berbanding terbalik dengan Kuartal III 2020 yang rugi USD 180,5 juta atau Rp 2,58 triliun.
Harga saham MEDC pada Desember 2021 hanya berada di kisaran Rp 500, per Jumat (4/3) di level Rp 655. Dalam 3 bulan terakhir trennya positif.
Pemegang saham pengendali MEDC adalah PT Medco Daya Abadi Lestari (51,5 persen). MedcoEnergi didirikan oleh almarhum Arifin Panigoro. Beberapa anggota keluarga Panigoro memiliki saham atas nama pribadi di MEDC, misalnya Yani Y Panigoro (0,0249 persen), Yaser Raimi A Panigoro (0,00082 persen), Hilmi Panigoro (0,0772 persen).
Hilmi Panigoro, adik Arifin Panigoro, adalah Direktur Utama MEDC. Sementara di jajaran komisaris ada Yani Y Panigoro sebagai Komisaris Utama dan Yaser Raimi A Panigoro sebagai Komisaris.
Laba Emiten Migas Bakrie Justru Turun
Selain Hapsoro Sukmonohadi dan keluarga Panigoro, konglomerat lain yang juga punya bisnis di sektor migas adalah keluarga Bakrie, yakni lewat PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Namun di saat harga minyak sedang menanjak, laba ENRG malah turun. Di Semester I 2021, tercatat ENRG membukukan laba bersih USD 12,83 juta atau Rp 183,4 miliar. Capaian itu turun 53 persen dibanding laba bersih Semester I 2020 yang sebesar USD 27,34 juta atau Rp 390,9 miliar.
Meski demikian, harga saham ENRG meningkat pesat dalam 3 bulan terakhir. Pada Desember 2021, harga saham ENRG berada di level Rp 90-an. Pada Jumat (4/3), harga saham ENRG ditutup di Rp 178, meningkat pesat dalam 3 bulan.
Sumber: kumparan