Klo harga minyak dunia turun pada pura2 budek...
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga keekonomian BBM RON 92 atau Pertamax saat ini sebesar Rp16.000 per liter. Harga tersebut menyesuaikan harga minyak dunia yang masih tinggi.
Ditetapkannya nilai keekonomian ini seolah menjadi sinyal kuat harga Pertamax harus dinaikkan.
Mengenai hal itu, apa penjelasan Pertamina?
Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, Pertamina saat ini masih berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai keputusan tersebut.
"Sedang kami koordinasikan dengan stakeholder terkait untuk penyesuaian harga Pertamax," kata dia saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (28/3/2022).
Irto pun tidak bisa memperkirakan kapan pembahasan tersebut selesai. Namun menurut dia, alam menentukan perubahan harga BBM, Pertamina harus melakukan diskusi dan pertimbangan dengan kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan dan lainnya.
Sinyak bakal naiknya harga Pertamax dengan berdalih menyesuaikan dengan harga minyak dunia mendapat kritik keras dari mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu.
"Saat harga crude turun $ 25 per barrel harga keekonomian pertamax sekitar Rp 5.500 tapi rakyat dipaksa harus membeli dg harga Rp 9.000 per liter. Ada apa?" ungkap Said Didu di akun twitternya, Selasa (29/3/2022).
Saat harga crude turun $ 25 per barrel harga keekonomian pertamax sktr Rp 5.500 tapi rakyat dipaksa harus membeli dg harga Rp 9.000 per liter.
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) March 29, 2022
Ada apa ? https://t.co/xQMIvnWUxs
Kalo minyak dunia turun, kuping pura-pura budeg.
— Abu Ayman (@AbuAyma37315253) March 29, 2022
Licik ya
— Koes_Java (@Khoesaidi1) March 29, 2022