Ironi Ketua G20
Oleh: Arka Atmaja
Indonesia adalah negara ketua G20. G20 adalah negara-negara yang menguasai 80% PDB dunia. Indonesia sendiri merupakan negara dengan PDB terbesar dunia nomer 16. Didirikan sejak tahun 1999, tujuan didirikan G20 adalah bagian dari mempererat hubungan ekonomi antar negara dan secara bersama mengatasi krisis ekonomi.
Kita layak berbangga karena Indonesia memimpin orkestra ekonomi dunia melalui G20 untuk mengatasi krisis ekonomi dunia yang saat ini terancam karena perang.
Rusia yang juga merupakan anggota G20 diisolasi secara ekonomi oleh NATO dan AS secara khusus, AS sendiri bahkan menghentikan impor minyak dan komoditas lain dari Rusia.
Ini peluang besar bagi Indonesia melalui G20 unjuk gigi sebagai negara besar. Indonesia melalui G20 bisa menyelesaikan krisis ekonomi didepan mata karena konflik Rusia dan Ukraina.
Namun sungguh ironi, alih-alih bisa mengokestra ekonomi dunia menghadapi krisis, justru di negeri sendiri mengalami krisis. Krisis remeh temeh sebenarnya, yang sebenarnya memalukan, karena ini lebih layak jadi masalah negeri miskin. Krisis minyak goreng.
Sekedar minyak goreng saja negara gagal intervensi hingga berbulan-bulan rakyat dengan pertanian sawit terbesar di dunia justru antri hanya demi minyak goreng.
Heran bener, apakah sudah setolol ini pemimpin negara ini. Jokowi sebagai presiden juga tidak memberikan satu kata pun yang bisa menenangkan rakyatnya sendiri.
Saya sepakat Presiden Jokowi sudah membuat Indonesia sejahtera, sejahtera bagi para buzernya yang satu persatu jadi komisaris, selebihnya ancur.
Situasi pagi ini antrian Minyak Goreng di Gor Megang Lubuklinggau, Sumatera Selatan.. (10/Mart/2022) pic.twitter.com/cN4m3EY4Tq
— 🏴𝑨𝒔𝒚𝒊𝒒𝒂𝒉🏴 (@QaillaAsyiqah) March 10, 2022