WANHEARTNEWS.COM - Oleh: Yusuf Blegur, Mantan Presidium GMNI
Begitu banyak profesor dan doktor mengelilingi rezim dinasti.
Alih-alih menggunakan penelitian dan kajiannya membatalkan IKN, mempersoalkan KKN dan menyelesaikan semua poblematika negeri, seperti layaknya yang dilakukan para akademisi.
Istana dan pejabatnya malah sibuk dalam ilusi dan diperbudak oligarki.
Mengabaikan rakyat yang punya aspirasi, birokrasi larut dalam kontroversi dan tradisi halusinasi.
Ramai-ramai ke Penajam Passer Utara membawa tanah dan air.
Betapa miris mengaku intelektual dan tajir, tapi gemar dengan ritual yang sumir.
Negara tak pernah hadir saat rakyat diperkosa haknya dan ditindas hingga darah mengalir.
Sementara banyak pejabat berpikir dan bertindak layaknya orang-orang pandir.
Pemimpin tak manusiawi memang identik miskin prestasi, lebih dikenal sebagai sosok penuh basa-basi dan kerapkali gagal memenuhi janji.
Jangankan menjadi presisi dan setia pada konstitusi, kepemimpinannya justru dipenuhi manipulasi dan halusinasi.
Mengabaikan religi dan budi pekerti, sambil asyik mengurusi kendi.
Sesajen mulai bertebaran, usai bedil yang memborbardir.
Kemah di hutan menutupi infra struktur yang tak berhasil dan bandara yang jadi tempat parkir.
Jadilah rezim dzolim yang pantas menyandang gelar amatir.
Berupaya menepis pesimis dan fustasi yang menggelayuti mistis, sembari tanpa sadar menunjukkan iman dan aqidahnya yang fakir.