Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi
Ketika umat Islam memimpin di Andalusia dan Palestina, umat agama lain (Yahudi dan Nasrani) hidup damai tidak diusir, tidak dicaci maki, tidak dipaksa masuk Islam dan bentuk kekerasan lainnya.
Namun setelah umat Islam tidak memimpin di Andalusia mereka diusir, dibunuh (Palestina), dipaksa masuk agama lain, kekayaan intelektualnya dicuri lalu di bakar; dan istana serta bangunan masjidnya disita, diusir.
Ketika Sultan Turkey mendengan peristiwa di Andalusia seperti itu, dia akan membalas mengusir orang Katholik dari Turkey, namun karena kedekatannya dengan Ulama, ia mentaati nasehat ulama untuk tidak melalukan itu.
Jadi pemimpin Muslim itu bukan hanya beragama Islam, tapi memiliki kriteria-krireria Islami dalam berperilaku, berbicara, mengambil kebijakan, mengatur administrasi, dan sebagainya.
Dia dikendalikan oleh agama dan dinasehati oleh ulama yang saleh.
Jika dia salah dia tetap salah menurut Islam, jika dia korupsi dia tetap salah dalam kriteria Islam, jika ia tidak adil dia dihukumi zalim dalam Islam.
Tapi seorang pemimpin kafir tidak punya kriteria itu, dia dapat melakukan apapun asal tidak bisa dijerat hukum.
(*)