WANHEARTNEWS.COM - Jumlah korban tewas akibat serangan teror bom bunuh diri ISIS-K di sebuah masjid syiah di Kota Peshawar, Pakistan terus bertambah.
Insiden tersebut terjadi di Masjid Kucha Risaldar selama ibadah shalat Jumat pada 4 Maret lalu.
Hingga Minggu (6/3), The Independent mencatat jumlah korban tewas bertambah menjadi 63 orang, dari sebelumnya 56 orang. Sementara hampir 200 orang terluka, dengan sebagian harus diamputasi angota tubuhnya.
ISIS-K, afiliasi dari ISIS, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok teror ia mengatakan, seorang pembom bunuh diri dari Afghanistan menembak dua petugas polisi yang menjaga masjid sebelum masuk dan meledakkan bom.
Pejabat tinggi polisi di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Moazzam Jah Ansari mengatakan, pembom mengikat 5kg bahan peledak di tubuhnya. Bom itu dilaporkan disembunyikan di bawah selendang hitam besar yang menutupi sebagian besar tubuh penyerang.
Perangkat itu dikemas dengan bantalan bola, metode yang digunakan untuk membuat bom yang menimbulkan ledakan maksimum, sehingga menyebabkan tingginya jumlah korban tewas.
Menurut pihak berwenang, salah satu petugas polisi yang ditembak di luar masjid segera meninggal, sementara yang lain meninggal karena luka-lukanya kemudian.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengutuk keras serangan teroris tersebut. Ia juga langsung mengarahkan pihak berwenang untuk memberikan perawatan darurat kepada yang terluka.
“Belasungkawa terdalam saya untuk keluarga korban dan doa untuk pemulihan yang terluka," ujarnya.
Taliban yang berkuasa di Afghanistan, yang telah memerangi ISIS di negara mereka, juga mengutuk serangan itu.
"Kami mengutuk pemboman sebuah masjid di Peshawar, Pakistan. Tidak ada pembenaran untuk menyerang warga sipil dan jamaah," cuit Wakil Menteri Kebudayaan dan Informasi Taliban Zabihullah Mujahid di Twitter.
Jumlah korban kemungkinan akan meningkat karena beberapa pasien masih dalam kondisi kritis di rumah sakit di Peshawar.
Sumber: RMOL