Menurut Luhut, jabatan kepala negara bisa diperpanjang atau tidak tergantung dari rakyat Indonesia. Jika rakyat tidak setuju, maka jabatan Presiden RI tetap dua periode.
“Kalau rakyat enggak setuju ramai-ramai, ya enggak masalah juga, Presiden juga enggak ada masalah,” ujar Luhut di Channel YouTube Deddy Corbuzier dikutip Sabtu (12/3).
Luhut mengaku muncul suara-suara yang tidak setuju perpanjangan masa jabatan kepala negara, juga berasal dari para tokoh yang berniat untuk menjadi calon presiden (capres) di 2024. Pasalnya mereka takut jika jabatan Jokowi diperpanjang, maka mereka tidak punya peluang menjadi calon pemimpin di Indonesia.
“Tapi kan orang sudah takut aja, orang yang sudah ingin jadi (capres) sudah takut, ‘waduh entar ketunda gua jadi’,” katanya.
Karena itu, Luhut mengaku heran kenapa adanya wacana penundaan Pemilu 2024 ini membuat banyak pihak kebakaran jenggot. Padahal wacana ini belum tentu juga terwujud, karena semua dikembalikan lagi ke rakyat Indonesia.
“Iya, kita kenapa mesti repot, kalau kata Gus Dur begitu aja kok repot,” ungkapnya.
Seperti diketahui, usulan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang meminta agar Pemilu 2024 ditunda hingga dua tahun itu kemudian mendapat sambutan dari sejumlah partai, seperti Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas.
Mereka menyatakan kondisi perekonomian belum stabil akibat Covid-19, sehingga Pemilu 2024 perlu ditunda agar pemerintah bisa fokus untuk pulih. Namun, usulan tersebut mendapat penolakan dari Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Selain itu, tidak sedikit pihak-pihak, seperti koalisi masyarakat sipil yang tegas menolak usulan tersebut dan berharap Pemilu serentak tetap bisa dilaksanakan pada 2024 mendatang.
Sumber: Jawapos