WANHEARTNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut setidaknya ada tiga jenis tingkatan radikalisme yang ada saat ini, yaitu jihadis, takfiri, dan radikalisme ideologi.
Dari ketiganya, jihadis yang paling ekstrem karena bisa menyerang atau membunuh orang lain yang tidak sepaham atau dianggap menghalang-halangi terwujudnya paham mereka.
ISIS dan beberapa kelompok terorisme lainnya disebut Mahfud jadi beberapa contoh kelompok yang memiliki paham jihadis. Mahfud menyampaikan itu di hadapan pimpinan thoriqah yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Jatman).
"Mereka tidak hanya menyerang kelompok yang dianggap sebagai lawan, tetapi juga pihak yang dipandang menghalangi tujuan mereka, misalnya Polri," ujar Mahfud melalui keterangan tertulisnya, Senin (14/3).
Setelah jihadis, berikutnya adalah takfiri. Penganut paham Takfiri, kata Mahfud, menganggap paham lain dalam satu agama adalah paham yang sesat atau kafir. Tidak saja harus dijauhi tetapi harus dimusuhi.
"Selanjutnya tingkatan radikalisme terakhir yang lunak namun tetap berbahaya, adalah radikalisme ideologis. Mereka memiliki paham tertentu yang dianggap paling benar dan menyalahkan paham yang dianut orang lain, bahkan paham nasional seperti Pancasila pun disebut sesat," ucap Mahfud.
"Masuk ke sekolah-sekolah, bilang negara kita ini salah. Murid, santri diracuni, menganggap negara bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Islam,"- Mahfud MD
Untuk terbebas dari ancaman ketiga paham radikal tersebut, Mahfud menegaskan pentingnya peranan negara dan seluruh masyarakat untuk merawat serta menjalankan dasar dan kesepakatan negara yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa.
Mahfud berharap, para pengamal thoriqoh yang tergabung di Jatman senantiasa mendukung pemerintahan yang sah, dan selalu berikhtiar meningkatkan kualitas sumber daya manusia, zikir, serta pengembangan di bidang mental dan spiritual melalui amalan thoriqiah.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai anugerah Allah yang kita miliki, harus kita rawat. Salah satu yang mengancam dalam merawat NKRI ini adalah radikalisme, yaitu satu gerakan yang ingin membongkar kesepakatan-kesepakatan dalam hidup bernegara sebagai Darul Mitsaq," kata Mahfud.
"Kita membangun NKRI berdasarkan ijtihad para ulama. Ulama thoriqoh memberikan sumbangan besar bagi berdirinya negara ini," pungkasnya.
Sumber: kumparan