Media Barat Soroti Wacana Penundaan Pemilu 2024, 'Jokowi Bisa Dijatuhkan Kemarahan Rakyat' -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Media Barat Soroti Wacana Penundaan Pemilu 2024, 'Jokowi Bisa Dijatuhkan Kemarahan Rakyat'

Senin, 28 Maret 2022 | Maret 28, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-28T16:16:56Z

WANHEARTNEWS.COM - The Economist, berbasis di London menulis artikel berisi peringatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang potensi gelombang kemarahan rakyat.

Jokowi menjadi sorotan media asing oleh sebab bola liar wacana penundaaan Pemilu 2024 atau juga perpanjangan masa jabatan Presiden.

Media Asing menyampaikan tentang masa depan Jokowi di tengah-tengah wacana yang terus dibakar oleh semua kalangan. Jokowi disebut sedang berada dalam kondisi memprihatinkan.

"The economist, media yang sangat terpengaruh dan prestisius dan berbasis di London Inggris, menurunkan sebuah artikel yang sangat menarik mengenai masa depan politik Jokowi," tutur Konsultan media dan politik, Hersubeno Arief, dikutip Hops.ID dari Youtube Hersubeno Point, Senin, 28 Maret 2022.

Hersubeno menuturkan ulang isi artikel tersebut, yakni Jokowi sejak sekarang telah memasuki babakan penuh resiko alias digambarkan tengah menghadapi dua resiko menakutkan.

Dia menjelaskan, dua resiko kembar atau Twin Risk tersebut terdiri dari risiko politik dan risiko ekonomi. Jokowi digambarkan tengah berada dalam kemelut memperjuangkan dua masalah yang menakutkan dan mengancam terhadap keberlanjutan kekuasaanya.

"Dan dalam pengamatan the economist, Jokowi itu tengah menghadapi resiko politik dan ekonomi yang disebutnya sebagai resiko kembar atau Twin Risk," ujarnya menjelaskan.

Jokowi menurut gambarannya diduga kuat menjadi inisiator dari munculnya wacana memperpanjang jabatan presiden.

"Jokowi digambarkan oleh the economist saat ini tengah berjuang memperpanjang masa jabatannya," ucap Hersubeno.

Sayangnya, kata dia, rencana Jokowi mendapat tantangan berat dari partai koalisinya. Belum lagi gorengan isu dari partai oposisi yang habis-habisan melawannya.

"Resiko politik berasal dari kalangan internal partai pendukungnya yang menolak amandemen konstitusi yang memungkinkan dia untuk memperpanjang masa jabatannya," katanya.

Sedangkan untuk risiko ekonomi, Jokowi terkena dampak dari polemik minyak goreng dan kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok di pelosok-pelosok negeri.

"Sementara risiko ekonomi adalah krisis berupa kelangkaan minyak goreng, kenaikan berbagai komoditi, termasuk juga gedung yang dipicu oleh perang antara Rusia dengan ukraine," tuturnya menambahkan.

Dengan dua resiko kembar itu, dia pun menerangkan bahwa The Economist dalam tulisannya mengingatkan Jokowi untuk hati-hati sekaligus memberi peringatan keras.

Dalam artikelnya, The Economist menyebut Jokowi akan dijatuhkan oleh rakyatnya sendiri apabila tidak mampu mengeola dan menyelesaikan masalah diatas.

"Bila tidak hati-hati mengelolanya, the economist memperingatkan Jokowi yang naik ke tampuk kekuasaan atas dukungan dari masyarakat di kelompok populis maka dia juga bisa dijatuhkan karena kemarahan rakyat yang dulu mendukungnya," katanya tegas.***

×
Berita Terbaru Update
close