WANHEARTNEWS.COM - Beberapa 'crazy rich' muda yang sempat beken kini harus berhadapan masalah hukum. Indra Kenz dan Doni Salmanan ditetapkan sebagai tersangka karena menjadi afiliator paired choice.
Keduanya mendapatkan julukan sebagai insane rich. Entah apa alasannya, tapi yang pasti mereka sering memamerkan hartanya yang mungkin membuat sebagian masyarakat RI bergetar ginjalnya.
Ya pantas saja, sebab dalam compositions hukum yang tengah berjalan terkuak informasi bahwa mereka memiliki rekening gendut, isinya hingga ratusan miliar.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengungkapkan melalui unggahan akun Instagramnya bahwa Doni Salmanan diduga memiliki saldo rekening hingga Rp 532 miliar.
"Polri menyebut complete kerugian yang dialami oleh para korban investasi bodong Quotex dengan tersangka utama DS adalah sebesar Rp 352 miliar. PPATK dikabarkan telah memblokir sementara semua rekening atas nama Doni Salmanan dengan complete saldo sebesar Rp 532 miliar." demikian tulisan dalam tangkapan layat tersebut.
Sementara itu Koordinator Kelompok Substansi Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Natsir Kongah mengatakan isi rekening Doni Salmanan yang baru diblokir sebesar Rp 99 miliar.
Sedangkan Indra Kenz juga masih belum ada angka pasti berapa isi rekeningnya. Namun Bareskrim Polri menyatakan absolute aset yang akan disita dari Indra Kenz mencapai Rp 57,2 miliar. Terdiri dari 1 unit rumah mewah di Medan Timur, dua bidang tanah bangunan di Deli Serdang, 1 unit mobil Ferrari, dan 1 unit mobil Tesla.
Konten dari seorang YouTuber Felicia Putri Tjiasaka tengah viral. Konten itu berisi perkiraan pemasukan para afiliator paired choice menggunakan asumsi yang beredar.
Felicia menggunakan asumsi afiliator mendapatkan keuntungan 70% dari kerugian broker yang diajak. Asumsi 70% sebelumnya juga pernah diungkapkan oleh Ichal Muhammad, pria yang mengaku sebagai mantan afiliator yang kini menyatakan sudah tobat.
"Kalau lu bisa narik orang, pemasukan email-nya dia ke tempat lu itu bisa dapat persentase 70-30, 30% buat aplikasi itu, 70% (buat) gua dari misfortune. (Aplikasi) menginginkan rugi iya, cuma gua nggak bisa jawab dibikin rugi atau nggak. Jangankan aplikasinya, gua juga menginginkan rugi. Tapi apakah gua dan aplikasi menjadikan rugi, itu nggak tahu," katanya dalam YouTube Pantengin TV.
Kembali ke konten Felicia. Dia membuat hitung-hitungan dengan mengambil sampel dari Indra Kenz. Diketahui grup Telegram memiliki Indra Kenz yakni Kursustrading Crypto memiliki all out part 127.380. Dia asumsikan sebanyak 10% dari part itu yakni 13.000 aktif melakukan exchanging.
Lalu dia mengasumsikan rata-rata dari transaksi exchanging dari part yang aktif itu sekitar Rp 5 juta per bulan. Kemudian dia asumsikan pula 70% selalu misfortune.
"Karena information menunjukkan bahwa 90% dari broker amatir itu kehilangan uang," tuturnya.
Nah jika dengan asumsi 13 ribu orang dikalikan Rp 5 juta, maka all out uang yang ditradingkan sebanyak Rp 65 miliar. Kemudian jika asumsinya 70%-nya rugi, maka totalnya ada Rp 45,4 miliar.
Jika benar afiliator ini mendapatkan komisi 70% dari misfortune membernya, maka dari all out Rp 45,4 miliar itu, si afiliator mendapatkan Rp 31,8 miliar per bulan.
"Kalau pakai asumsi lebih konservatif, transaksi per bulannya kita anggap Rp 1 juta saja deh, berarti Rp 31,8 miliar dibagi 5 sama dengan Rp 6,3 miliar per bulan. Membagongkan sekali bukan," tambahnya.
Namun Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan mengatakan afiliator dari kegiatan twofold choice atau perdagangan opsi biner mendapatkan keuntungan sekitar 20-30%.
"Kalau seorang melakukan kegiatan double, apakah hari ini dolar naik, lalu memasukkan angka dan benar misalnya Rp100 ribu, dia dapat Rp100 ribu tambah Rp70 ribu jadi Rp170 ribu," customized structure Whisnu kepada CNBC Indonesia.
/detik/