WANEARTNEWS.COM - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji lantang menyebut Nadiem Anwar Makarim bukan sosok yang tepat untuk memimpin lembaga Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Indra mengatakan, bahwa sejak awal dirinya sudah mengkritisi langkah yang diambil oleh Presiden Joko Widodo untuk menunjuk Nadiem sebagai Mendikbudristek.
Langkah ini menurutnya bertentangan dengan programnya pemerintah terkait pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul.
Sebab, terpilihnya Nadiem sebagai menteri adalah satu langkah yang keliru.
Ia berpendapat banyak sekali perbedaan antara membangun manusia dengan membangun aplikasi sebagaimana latar belakang yang dimiliki Nadiem.
Ia menyadari, meskipun Nadiem merupakan sosok yang cerdas namun posisinya sebagai menteri pendidikan dianggap kurang tepat.
Menurutnya, banyak sekali persoalan dalam sistem pendidikan ketika Nadiem menjabat.
"Mungkin dia punya kelebihan, tapi baru beberapa bulan dia menjabat sudah muncul banyak kegaduhan. Itu ternyata karena beliau tidak memiliki kapasitas untuk membangun SDM, jadi orangnya cerdas, aset bangsa, tetapi berada di tempat yang keliru," kata Indra saat dikonfirmasi, Minggu (27/3/2022).
Seperti halnya dalam program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Nadiem, di mana program tersebut sebetulnya sudah terdaftar sebagai merek dagang swasta milik PT Sekolah Cikal di Kementerian Hukum dan HAM.
Namun Indra menyebut, sebagai menteri Nadiem justru kerap mendaur ulang program swasta untuk dijadikan program nasional.
"Program-program yang dilakukan oleh Nadiem ini program daur ulang semua, jadi bukan program yang baru, cuma digonta-ganti nama, dan bahkan yang lebih parah itu dia banyak ngambil program dari sekolah swasta mahal di Jakarta, ya mulai dari program merdeka belajar bisa dicek milik siapa," katanya.
Menurut Indra, lembaga tersebut juga memiliki masalah dalam proses penyerapan anggaran. Di mana banyak sekali ketidaksesuaian yang sejatinya dapat menimbulkan delik pelanggaran.
Hal ini kemudian yang menurutnya menjadi penyebab datangnya sentilan dari Jokowi kemarin.
"Temen-temen di dalem sendiri banyak mengeluh, termasuk proses-proses penyerapan anggaran, ini menurut mereka yang di dalem ya, tidak sesuai dengan ketentuan yang tentunya membuat semakin lama orang yang di dalem kan makin takut," ujarnya.
Diketahui, Jokowi menyebut ada yang tidak semangat dalam lembaga kementerian tersebut, karena di tengah upaya presiden untuk mendukung produk-produk lokal, justru menteri yang ia tunjuk ingin mengedepankan produk-produk impor.
Dari anggaran pengadaan barang dan jasa yang mencapai Rp 29 triliun di kementerian ini, Jokowi menyebut baru Rp 2 triliun yang dilakukan terhadap produk dalam negeri.
Menanggapi itu, Indra mengatakan sudah tidak aneh apabila akan ada banyak barang penunjang sistem pendidikan yang akan didatangkan dari luar negeri.
"Sekarang kita tahulah ini menterinya siapa, dan koneksinya kemana, terus kenapa sekarang teknologinya juga khusus menggunakan teknologi dari luar negeri, semua nyambung kok ke perusahaannya dia, jadi buat saya bukan satu hal yang aneh," tuturnya.
Indra menjelaskan, sudah semestinya presiden membenahi kementerian tersebut yang menjadi pondasi utama dalam membangun kualitas SDM di Tanah Air.
Ia berharap pengusaha tidak lagi mengisi lembaga kementerian yang sejatinya bukan untuk mencari keuntungan.
"Kalau pengusaha suruh ngurusin pendidikan, backgroundnya pengusaha ya pasti instingnya cari profit dulu dong, logika sederhana, jadi menurut saya ya kesalahan yang menunjuk, balik lagi dasarnya apa, masa pengusaha suruh ngurusin pendidikan, satunya profit yang satunya lagi non profit, jadi menurut saya ini harus segera dibenahi," jelasnya. populis