Menurut layanan darurat pada Jumat (4/3), serangan memicu kebakaran di luar parimeter pabrik.
Namun, direktur pabrik mengatakan keamanan radiasi telah diamankan di lokasi tersebut.
Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan telah berbicara dengan menteri energi Ukraina terkait situasi di pabrik. Zaporizhzhia sendiri dilindungi oleh struktur penahan yang kuat dan reaktor ditutup dengan aman.
“Kami tidak melihat pembacaan radiasi yang meningkat di dekat fasilitas itu,” kata Granholm, seperti dikutip Al Jazeera.
Selain itu, badan pengawas atom PBB, IAEA, mengatakan peralatan penting tidak terpengaruh oleh kebakaran.
Setelah serangan tersebut, Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Biden bergabung dengan Zelensky dalam mendesak Rusia untuk menghentikan kegiatan militernya di daerah itu dan mengizinkan petugas pemadam kebakaran dan responden darurat untuk mengakses situs itu,” kata Gedung Putih.
Sementara itu, Zelensky menuduh Moskow menggunakan "teror nuklir" yang bertujuan mengulangi bencana Chernobyl.
“Tidak ada negara selain Rusia yang pernah menembaki unit tenaga nuklir. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah kami. Dalam sejarah umat manusia. Negara teroris sekarang menggunakan teror nuklir,” ujarnya.
Sumber: RMOL