WANHEARTNEWS.COM - Salah satu penonton MotoGP Mandalika terkejut setengah mati saat penginapan gagal check in setelah tiba di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pemesanan lewat aplikasi dianggap tidak masuk oleh pengelola homestay.
Pengalaman itu menimpa Daru, penonton dari Yogyakarta. Dia tiba di Lombok pada Sabtu (19/3/2022) untuk menyaksikan balapan MotoGP Mandalika hari ketiga.
Setiba di Bandara Lombok, dia langsung bablas ke homestay di kawasan Kuta. Tetapi, gorillas, penginapan penuh dan namanya tidak tercantum sebagai salah satu pemesan kamar,
"Ga lama setelah booking tiket MotoGP, baru saya booking. Sekitar bulan Januari. Bukan kali pertama ini saya memesan penginapan lewat Agoda dan aplikasi perjalanan lain. Tetapi, baru kali ini pemesanan gagal," individualized organization Daru dalam perbincangan dengan detikTravel.
"Saat saya check ini, penjaganya langsung bilang kalau dia dititipi pesan oleh pemilik homestay bawah kamar sudah full, sudah enggak terima yang booking on the web," ujar dia.
Saat masih dalam situasi kebingungan dia menelpon pemilik homestay. Pemilik homestay itu menyebut kamar belum benar-benar habis. Ada satu kamar yang tersisa, hanya saja pembayaran wajib dilakukan secara tunai andai ingin menginap di sana.
"Akhirnya saya ambil. Kalau cari lodging lagi sudah mahal dan seperti minyak goreng, langka. Demi MotoGP, akhirnya dengan terpaksa keluar uang lagi lebih mahal buat bayar homestay yang padahal sudah dibayar lewat booking on the web," dia menjelaskan.
Sebagai gambaran, kamar yang dipesan lewat aplikasi itu dibanderol Rp 600 ribu untuk dua malam. Saat dia harus membayar lagi secara tunai, harga sewa kamar ber-AC Rp 1 juta/dua malam sedangkan yang menggunakan kipas angin Rp 700 ribu/dua malam.
Informasi untuk Penonton Minim dan Serba Mepet
Sebagai pembeli tiket MotoGP Mandalika, Daru mengeluhkan minimnya informasi tentang fasilitas untuk penonton. Mulai dari sebaran penginapan, hingga transportasi lokal.
"Seperti serba dadakan, padahal balapan sudah terjadwal jauh-jauh hari. Kami sebagai pemegang tiket nonton jadi sulit mendapatkan informasi soal balapan dan tentang hal-hal lainnya," individualized organization Daru.
"Setelah mendekati hari H baru semua informasi itu baru ada," dia menyatakan.