WANHEARTNEWS.COM - Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute menobatkan Sungai Citarum sebagai salah satu tempat paling tercemar di dunia pada 2013 lalu.
Sungai Citarum bahkan pernah juga dinyatakan sebagai sungai terkotor di dunia oleh Bank Dunia. Lalu bagaimana kondisinya saat ini?
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan saat ini kondisi air Sungai Citarum sudah membaik dibandingkan dengan kondisi saat beberapa tahun terakhir.
"Kondisi awal Sungai Citarum pada 2018 adalah cemar berat, setara IKA 33,43 poin. Selanjutnya pada akhir 2021, kondisinya membaik dengan kualitas mencapai 50,13 poin atau cemar ringan," katanya saat menerima kunjungan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono di Kabupaten Purwakarta, Selasa (15/3/2022) dikutip dari Antara.
Dikatakannya, pemulihan air Sungai Citarum ini penting untuk diketahui, bukan hanya karena statusnya sebagai sungai terpanjang di Jawa Barat. Namun, karena sungai ini menjadi sumber kehidupan bagi 18 juta warga di 13 kabupaten/kota di Jabar yang dilintasi DAS.
Sungai ini juga vital bagi kemakmuran 682.227 hektare lahan sawah di 1.454 desa.
Pemerintah sendiri telah menetapkan ultimate goal sebagai indikator dan target keberhasilan utama dari pelaksanaan rencana aksi PPK Das Citarum, yakni Mutu Air Kelas II, atau setara dengan nilai IKA sebesar 60 poin yang ditargetkan dapat tercapai pada akhir tahun 2025.
Mutu air kelas II ini memungkinkan air tersebut bisa digunakan untuk prasarana atau sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama.
Gubernur yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas Citarum Harum mengatakan dengan kondisi air Sungai Citarum yang kini sudah membaik, maka ultimate goal menuju Mutu Air Kelas II hampir tercapai.
Menurut dia, Pemprov Jabar dan Satgas Citarum akan terus berupaya agar IKA Sungai Citarum sebesar 9,87 poin lagi bisa tercapai dalam waktu dekat.
Disampaikan, terdapat 31.700,39 hektare lahan kritis di sepanjang aliran DAS Citarum yang telah dihijaukan. Angka ini di atas dari target 2021 yang hanya mencapai 15.647,45 hektare. Sementara target 2025 bisa menghijaukan 80.174,99 hektare lahan.
Pada Penanganan Limbah Peternakan, Satgas Citarum telah menangani limbah peternakan, khususnya sapi sebanyak 26.947 ekor sapi. Angka ini lebih banyak dibandingkan target 2021 sebanyak 26.864 ekor sapi. Sedangkan target 2025 sebanyak 53.052 ekor sapi.
Untuk Penanganan Keramba Jaring Apung, Satgas Citarum berhasil dalam program penanganan KJA. Hingga tahun 2021 telah menangani KJA yang angkanya mencapai 33.868 unit dari target 28.243 unit. Sementara pada tahun 2025 penanganan ditargetkan bisa mencapai 141.219 unit.
Pada program pengelolaan sumber daya air dan pariwisata, Satgas Citarum berhasil membereskan genangan air tersisa sebesar 90 persen dari target 70 persen. 0,7 m3/d penambahan air baku dari target 1,4 m3/d dan 4 lokasi destinasi wisata air dari target 5 lokasi.
Target tahun 2025 diharapkan membereskan luas genangan tersisa mencapai 20 persen, penambahan air baku 3,7 m3/d dan 5 lokasi destinasi wisata.
Pada sisi penegakan hukum, terdapat 204 kasus pengaduan dari target 455 kasus. Sebanyak 34 kasus perdata/pidana dari target 29 kasus, serta 87 kasus sanksi administratif dari target 105 kasus.
Sumber: suara