WANHEARTNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) memberikan sinyal bakal lakukan penyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi mereka, yakni Pertamax RON 92.
Hanya saja tidak dijelaskan rinci mengenai tanggal serta besaran kenaikannya, karena masih dalam tahap koordinasi.
"Kami masih berkoordinasi dengan partner terkait untuk penyesuaian harga Pertamax 92," ujar Irto Ginting, Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga (PPN) selaku Subholding Commercial and Trading Pertamina dikutip dari TribunBisnis.com.
Kenaikan harga BBM dengan RON 92 ini seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, yang saat ini tembus di atas 100 dolar Amerika Serikat per barel.
Jauh di atas asumsi APBN 2022 sebesar 63 dolar Amerika Serikat, atau setara Rp 904.516,20 per barelnya (kurs 1 USD = Rp 14.357,40).
Dengan ICP di atas 100 dolar according to barel, harga keekonomian Pertamax sesuai hitungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa mencapai Rp 16 ribu per liter.
Adapun saat ini Pertamina masih menjual BBM jenis Pertamax ke masyarakat dengan harga Rp 9.000 per liter.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementeria ESDM, Agung Pribadi, mengatakan tingginya harga minyak dunia sangat berpengaruh terhadap harga BBM dalam negeri.
"Dengan mempertimbangkan harga minyak pada Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari 2022, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 pada April akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter (harga keekonomian Maret)," jelasnya.
Menurut Agung, harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM RON 92 berdasarkan recipe harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum.
"Jadi sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri ESDM, saat ini kami masih mencermati harga minyak ini," tutur Agung lagi.
"Karena kalau berkepanjangan memang bebannya berat juga baik ke APBN, Pertamina dan sektor lainnya," pungkasnya.