Putin Murka, 8 Jenderal Top Rusia Dipecat Akibat Gagal Taklukan Ukraina -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Putin Murka, 8 Jenderal Top Rusia Dipecat Akibat Gagal Taklukan Ukraina

Minggu, 13 Maret 2022 | Maret 13, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-13T01:13:54Z

Wanheart News

WANHEARTNEWS.COM - Kepala Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan, Presiden Vladimir Putin memecat delapan komandan Rusia menyusul gagalnya serangan dahsyat yang gencar di awal operasi. Putin bahkan disebut mengamuk kepada Dinas Keamanan Rusia (FSB), karena sukarnya langkah pasukan militer dalam menjalankan misinya di Ukraina.

"Kami memahami dengan jelas apa yang terjadi di Federasi Rusia. Saya tahu mereka putus asa. (Ke depan) tidak akan mudah. Apakah akan sulit? Ya, itu akan sulit, jangan meremehkan musuh. Kami mengalahkannya ke segala arah, tetapi dia, seperti belalang, merayap dan merangkak," individualized structure Danilov kepada TV Pemerintah Ukraina, dilansir dari Daily Mail, Sabtu, 12 Maret 2022.

Putin juga tidak senang dengan komandan dinas keamanan FSB kepercayaannya, karena menyerahkan information intelijen yang menunjukkan bahwa Ukraina yang penuh dengan kelompok neo-Nazi itu lemah dan akan mudah menyerah jika diserang.

Pengambilan keputusan yang buruk menyebabkan jumlah korban di pihak Rusia jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Perang juga memakan waktu lama dan telah berlangsung selama dua minggu. Moskow dinilai kurang mengantisipasi respons yang diberikan oleh pasukan Ukraina.

Belum ada information resmi yang dikeluarkan soal jumlah korban dalam perang Rusia Ukraina. Namun Ukraina yakin Rusia telah kehilangan hingga 12.000 orang dalam dua minggu. Intelijen Eropa memprediksi lebih rendah, antara 6 ribu dan 9 ribu. Sedangkan dan AS lebih rendah lagi, hingga 3 ribu.

Philip Ingram, seorang pakar keamanan dan mantan perwira senior intelijen Inggris, mengatakan kepada The Times bahwa Putin jelas sangat marah dan menyalahkan badan intelijen Rusia. "Dia menyalahkan mereka karena memberinya nasihat yang menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk di Ukraina," katanya.

Andrei Soldatov, yang telah memantau dinas rahasia Rusia selama dua dekade, mengatakan kepada The Times bahwa satu kemungkinan adalah bahwa strategi FSB itu tidak sesuai dengan tujuan Putin karena kualitas rekrutmennya. Atau, menurut Soldatov, anggota intelijen itu terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Putin, sehingga membuat mereka mengubah laporan mereka untuk menenangkannya.

"Masalahnya adalah terlalu berisiko bagi atasan untuk memberi tahu Putin apa yang tidak ingin dia dengar, jadi mereka menyesuaikan informasi mereka," katanya.

msn/tempo

×
Berita Terbaru Update
close