Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)
Pada umumnya konflik dan konfrontasi adalah hal yang tidak menyenangkan atau selalu memicu emosi tidak menyenangkan. Maka timbullah hasrat untuk menghindari yang tidak menyenangkan tersebut , merubah diri bersifat ramah dan damai dengan kekuasaan.
Pengalaman membuktikan bahwa logika tersebut keliru: dengan berjalannya waktu kekuasaan yang diperlakukan ramah justru akan meremehkan. Mereka akan memandang anda lemah dan mudah di manfaatkan.
Bersikap murah hati kepada penguasa tidak selalu membangkitkan rasa berterima kasih dan dipersepsikan sebagai kebaikan. Pola “Test the Water”, terus berulang ulang terjadi. Kita lawan mereka atret begitu didiamkan mereka langsung menerkam.
Keinginan memperpanjang masa jabatan dan permintaan jabatan Presiden 4 periode, tanpa perlawanan maka dalam hitungan jam akan terjadi Dewan buru but mengamandemen UUD untuk memenuhi syahwat penguasa tersebut.
Kalau kita terus mengalah dan melonggarkan tekanan karena ingin dipandang cenderung damai karena ingin meraih kepercayaan mereka, kita hanya akan memberi mereka celah dan kesempatan menunda nunda, memperdayai dan akan terus memainkan keramahan kita. apalagi dalam kehidupan politik ketika kita sedang menghadapi kekuasaan yang ugal ugalan.
Tekanan kepada penguasa mungkin terasa sulit kalau harus menyerang secara fisik, tetapi peluang serangan secara politis dan moral terbuka lebar, melalui jaringan internet (serang rekam jejak digitalnya).
Info terkini: jumlah rakyat yang terhubung internet (baca : mengikuti dinamika politik) sekarang 200 juta orang. Sebagian punya keahlian mendokumentasikan jejak digital semua pejabat kita. Artinya rekam jejak para penguasa tidak akan bisa lolos dr rekam jejak digitalnya
“Nyamuk tidak memberikan tanda apapun selain suara dengungan yang menjengkelkan di telinga dari segala sisi dan dari semua sudut. Sasaran tidak akan sanggup memukulnya karena tidak sanggup melihatnya. Sementara daging anda menjadi sasaran tanpa henti. Ketika sudah banyak gigitannya, sasaran akan menyadari bahwa satu satunya berhenti melawan dan harus menyerah pindah ke tempat lain”
“Apapun yang mempunyai bentuk mungkin untuk di atasi, dan tindakan yang mengambil bentuk akan mendapatkan perlawanan dan balasan. Serangan moral dalam ketiadaan akan membuat musuh melambung tinggi dalam kehampaan”. (Huainanzi).
Serangan moral harus efektif – gerakan moral harus mampu menjadi momentum politik dan mampu memastikan dukungan politik dan menjamin tepat sasarannya untuk para elite kekuasaan. Serangan moral mutlak harus ke jantung kekuasaan menjadikan kekuasaan masuk dalam kehampaan.
Dengan serangan moral yang seperti uap akan sangat sulit di lawan, mereka akan frustasi, bertingkah tidak rasional dan kelelahan. Jadikan serangan moral bagian dari perjuangan politik, perlawanan rakyat yang memuncak dengan revolusi yang tak terlawankan.
“Jadilah bermartabat jangan pernah tunduk meskipun situasinya sangat genting, bisa jadi kesempatan untuk mengangkat kepala itu tidak datang yang kedua kali”. Rezim koplak harus dilawan.
“Dalam politik, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Jika itu terjadi, Anda bisa bertaruh itu direncanakan seperti itu,” kata Franklin D. Roosevelt.” [suaranasional]