Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi khawatir, ritual tersebut akan membuat nasib IKN Nusantara mangkrak seperti halnya proyek mobil nasional, Esemka.
Kala itu, Jokowi yang masih menjabat sebagai Walikota Solo melakukan ritual menyiram air kendi ke mobil buatan dalam negeri. Namun hingga kini, mobil tersebut tak terlihat malang melintang di jalanan dalam negeri.
"Tampaknya nasib IKN ini seperti mobil Esemka yang sudah dimandikan pakai kembang. Tapi Esemka tidak pernah ada sampai saat ini," kata Muslim Arbi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/3).
Muslim menduga, ritual yang dipimpin Presiden Joko Widodo itu sebagai pengalihan isu di tengah kebingunan anggaran pembangunan IKN. Belum lagi pembangunan IKN dilakukan di tengah banyaknya persoalan rakyat seperti kelangkaan minyak goreng.
"Kenapa harus pakai klenik soal IKN? Atau kurang kerjaan tuangkan air dan panas-panasan atau sedang bingung karena SoftBank sebagai investor tarik diri?" ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/3).
Belum lagi keputusan Presiden Joko Widodo untuk berkemah di lokasi IKN. Alih-alih disambut positif, kegiatan tak biasa ini justru hanya diikuti oleh lima gubernur.
"Para Gubernur saja sudah tidak percaya Jokowi. Jokowi gagal meyakinkan Para Gubernur untuk bangun IKN," pungkas Muslim.
Sumber: RMOL