WANHEARTNEWS.COM - Pidato Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Minggu malam (20/3) mendapatkan tanggapan beragam dari anggota Parlemen Israel, Knesset. Beberapa menyebutnya "aneh-aneh saja" dan yang lain mendukung presiden yang tertekan itu.
Dikutip dari Times of Israel, saat memulai pidato via Zoom kepada anggota Knesset, Zelensky mengatakan Ukraina dan Israel menghadapi ancaman yang sama dari musuh sesama.
“Saya tidak perlu meyakinkan Anda betapa terjalinnya cerita kita. Kisah Ukraina dan Yahudi. Di masa lalu, dan sekarang, di masa yang mengerikan ini. Kami berada di negara yang berbeda dan dalam kondisi yang sama sekali berbeda. Tetapi ancamannya sama: untuk kami dan Anda kehancuran total orang, negara, budaya kami,” ucap Zelensky.
Zelensky, yang merupakan orang Yahudi itu, mencatat bahwa 24 Februari, tanggal invasi Rusia ke Ukraina, juga merupakan tanggal di mana Partai Pekerja Sosialis Nasional Jerman, Partai Nazi, didirikan di Jerman pada 1920.
“Mereka menghancurkan seluruh negara bagian dan mencoba melakukan genosida,” ujar Zelensky.
“Dan 102 tahun setelah Nazi, perintah diberikan untuk memulai invasi Rusia ke Ukraina terjadi. Perintah yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang kehilangan rumah,” tambahnya.
Zelensky kemudian membandingkan invasi itu dengan Holocaust, yang telah berulang kali ia serukan sejak invasi Rusia.
“Wahai orang Israel! Anda melihat rudal Rusia menghantam Kyiv, Babyn Yar. Lebih dari 100 ribu korban Holocaust dimakamkan di sana. Ada kuburan Kyiv kuno. Ada kuburan Yahudi. Rudal Rusia menghantam di sana,” ujarnya.
“Ketika Partai Nazi menyerbu Eropa dan ingin menghancurkan segalanya. Mereka menyebutnya 'solusi akhir untuk masalah Yahudi,' dan kini Rusia telah menggunakan slogan ‘solusi akhir’ itu kepada kita!" tegas Zelensky.
Menurut laporan Channel 12, dari 140 total anggota Parlemen, 119 di antaranya menghadiri pertemuan virtual itu.
Namun usai pidato tersebut, beberapa anggota Knesset mengkritik keras Zelensky karena membuat perbandingan antara Holocaust dan invasi Rusia ke Ukraina, dan tampaknya mengabaikan keterlibatan beberapa orang Ukraina dalam genosida yang dipimpin Nazi.
"Saya mengagumi presiden Ukraina dan mendukung rakyat Ukraina dalam hati dan perbuatan, tetapi sejarah mengerikan Holocaust tidak dapat anda (Zelensky) tulis ulang," ucap Menteri Komunikasi Israel, Yoaz Hendel.
Hendel mengatakan, bagian dari genosida Yahudi Jerman Nazi “juga dilakukan di tanah Ukraina.”
Dia menambahkan, “Perang itu mengerikan, namun perbandingan dengan kengerian Holocaust dan Solusi Akhir itu berlebihan.”
Anggota oposisi bahkan mengkritik lebih keras daripada Hendel atas pidato Zelensky.
Anggota Parlemen Partai Likud, Yuval Steinitz mengatakan, pidato itu berbatasan dengan penyangkalan Holocaust.
“Perang selalu merupakan hal yang mengerikan. Tetapi perbandingan antara perang itu, dengan pemusnahan jutaan orang Yahudi di kamar gas dalam rangka 'Solusi Akhir' adalah distorsi sejarah yang yang kami tak bisa terima,” kritiknya.
Anggota parlemen lainnya, Simcha Rotman, juga menolak permintaan Zelensky agar Israel memperlakukan Ukraina seperti yang diklaim Zelensky, bahwa Ukraina saat ini seperti orang Yahudi selama Holocaust.
“Saya tidak mengerti bahasa Ukraina, tetapi jika terjemahan yang saya dengar akurat, Zelensky meminta kami untuk memperlakukan orang Ukraina dengan cara yang sama seperti mereka memperlakukan kami 80 tahun yang lalu. Maaf, tapi saya pikir kita harus menolak permintaannya. Bagaimanapun, kita adalah bangsa yang bermoral. Cahaya di antara bangsa-bangsa,” paparnya.
Di sisi lain, anggota Parlemen, terutama dari koalisi PM Israel Bennett Naftali, lebih memaafkan Presiden Ukraina.
Menteri Luar Negeri Yair Lapid, yang telah mengutuk Rusia beberapa kali sejak invasi ke Ukraina, mendukung Zelensky dan rakyat Ukraina.
"Saya mengulangi kecaman saya atas serangan terhadap Ukraina dan berterima kasih kepada Presiden Zelensky karena berbagi perasaan dan penderitaan rakyat Ukraina dengan anggota Knesset dan pemerintah Israel," ujar Lapid.
“Kami akan terus memberikan bantuan kepada rakyat Ukraina dengan cara apa pun yang kami bisa dan tidak akan pernah berpaling dari penderitaan orang-orang yang telah mengalami kengerian perang,” tambahnya.
Sementara Menteri Diaspora Israel, Nachman Shai, juga mendukung Zelensky.
“Kata-kata Zelensky menusuk hati. Bangsa Ukraina diserang, demokrasi Ukraina diserang, mereka dalam kesulitan besar. Kami memiliki kewajiban manusia, Yahudi, dan Israel untuk membantu mereka,” terangnya.
“Bantuan kami di perbatasan Ukraina dan di dalam negeri sangat kami perhatikan. Kita juga harus menjamin suaka bagi para pengungsi. Kami telah melakukan dan akan terus melakukan segala daya kami,” tutup Nachman.
Sumber: RMOL