Lawan Pendeta Saifuddin, Ade Armando Ungkap Ayat-Ayat Injil soal 'Perang' dan 'Bunuh' -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Lawan Pendeta Saifuddin, Ade Armando Ungkap Ayat-Ayat Injil soal 'Perang' dan 'Bunuh'

Kamis, 17 Maret 2022 | Maret 17, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-17T07:03:12Z

WANHEARTNEWS.COM - Pakar Ilmu Komunikasi, Ade Armando menceritakan soal temannya yang keluar dari agama Kristen karena menilai ada ayat-ayat Injil yang mengajarkan kekerasan.

Ia pun mengaku tidak membantah pandangan kawannya tersebut bahwa Kristen memang memuat ajaran pro-kekerasan.

Hal ini disampaikan Ade Armando dalam video berjudul “Ayat-Ayat Kebencian Ada di Semua Agama” yang tayang di Cokro TV pada Rabu, 16 Maret 2022.

Awalnya, Ade Armando menyinggung soal videonya sebelumnya yang membahas soal kritikannya kepada Pendeta Syafuddin Ibrahim yang meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat Alquran karena memicu hidup intoleran, radikal, dan kebencian kepada non-muslim.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Ade Armando membantah bahwa ayat-ayat Alquran dan pesantren melahirkan pemikiran-pemikiran radikal.

Ia menilai bahwa yang perlu dipersoalkan bukanlah ayat-ayat Alquran, melainkan penafsiran terhadap ayat-ayat tersebut.

Ade Armando lantas menceritakan ada seorang temannya yang mengomentari videonya mengenai Pendeta Syafuddin tersebut.

Temannya menganggap ia tidak jujur dan mencari-cari pembenaran soal ayat-ayat Alquran tidak mengajarkan kekerasan.

“Kata dia, kenapa saya harus mencari-cari pembenaran karena sebenarnya ayat-ayat Alquran itu secara terang benderang memang menyatakan bahwa muslim harus memerangi kafir. Bahkan ada perintah membunuh,” kata Ade Armando.

Ia melanjutkan bahwa temannya itu dulunya keluar dari agama Kristen karena menemukan ayat-ayat dalam Injil yang juga memerintahkan perang dan membunuh.

“Saya tidak membantah pandangannya bahwa Kristen juga memuat ajaran pro kekerasan. Saya juga tahu bahwa ajaran Kristen, sebagaimana Islam, dalam sejarah digunakan sebagai alasan perang yang memakan jutaan nyawa,” katanya.

Dosen Universitas Indonesia ini mengatakan bahwa hal serupa juga terjadi pada Hindu dan Buddha. Ia mencontohkan kejadian di India dan Myanmar di mana kedua Umat beragama ini juga menyerang  umat lain.

“Jadi setiap agama berpotensi membakar kemarahan dan kebencian pada umat beragama lain,” ujar Ade Armando.

Lebih lanjut, ia menyebutkan beberapa ayat yang mendorong peperangan di Injil, yakni Matius Ayat 34, Lukas ayat 51, dan Lukas ayat 27.

“Misalnya, dalam Matius ayat 34, ada pernyataan Tuhan Yesus: Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan perang,” kata Ade Armando.

Ia lalu dalam Lukas ayat 51 di mana Tuhan Yesus bersabda, “Kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”

Adapun Lukas ayat 27 yang ia kutip berbunyi, “Akan tetapi semua seteruku ini yang tidak suka Aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.”

Ade Armando mengatakan bahwa kalau ayat-ayat di atas dibaca apa adanya, sangat mudah orang menuduh Kristen sebagai agama yang penuh kebencian.

Sumber: terkini
×
Berita Terbaru Update
close