WANHEARTNEWS.COM - Warga Irpin mengeluh mereka tidak tahu harus pergi ke mana setelah serangan Rusia menghancurkan kota mereka pada Sabtu dan Minggu (6/3).
Tangis mereka sudah nyaris habis. Yang tersisa sekarang adalah cemas, trauma, dan sedikit harapan; apakah mereka menemukan tempat yang paling aman di saat ini. Wajah mereka teramat lelah dan putus asa. Mereka hanya membawa apa yang bisa mereka bawa di punggung dan di tangan mereka.
Irpin hanya berjarak sekitar 16 mil barat laut Kiev. Letaknya dekat dengan Sungai Irpin di Oblast. Kota ini telah menjadi sasaran penggempuran pasukan Rusia dalam beberapa hari terakhir saat mereka gagal menundukkan Kiev.
Seorang pejuang Pertahanan Teritorial Ukraina mengatakan bahwa dia memperkirakan Rusia akan melancarkan serangan besar-besaran dari Irpin untuk mencoba merebut Kiev kembali. Dia mengatakan pasukan khusus Ukraina, tentara, dan sukarelawan bersenjata seperti dirinya, sedang mempersiapkan pertempuran berdarah dan bahwa dia berharap untuk bisa menyingkirkan sebanyak mungkin 'penjajah' Rusia.
Foto-foto dan rekaman yang beredar di media sosial menggambarkan situasi mengerikan di Irpin. Mayat bergeletakan di jalan dengan hanya ditutupin kertas dan selimut. Suara bom menggelegar, dan beberapa bangunan yang rusak, serta jalanan yang penuh puing sisa penggempuran.
Sekelompok warga sipil yang melarikan diri dari ibukota, dibantu oleh tentara Ukraina, telah berusaha untuk melindas jembatan ketika pasukan Rusia mulai meluncurkan tembakan mortir.
Satu peluru yang mendarat di jalan menghantam sebuah keluarga, termasuk seorang ibu, seorang ayah, seorang remaja putra dan seorang putri, menurut surat kabar lokal yag dikutip Standard. Wanita dan anak-anak itu kemudian dinyatakan meninggal.
Presiden Vladimir Putin mengklaim bahwa Rusia tidak menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus", tetapi ternyata yang terjadi di lapangan adalah kebalikannya. Ia juga melanggar janjinya tentang membangun koridor yang aman bagi orang-orang untuk melarikan diri dari kekerasan mematikannya itu, tulis BuzzfeedNews.
Ada banyak bukti bahwa pasukan Rusia menembaki orang-orang di kota-kota besar dan kecil di Ukraina. Tewasnya satu keluarga pada Minggu (6/3) adalah bukti terbaru.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dengan mengutip informasi yang diperoleh dari pasukan Rusia yang ditangkap, mengatakan dalam videonya di Telegram, bahwa mengebom wilayah sipil adalah bagian dari rencana Rusia sejak awal, menggambarkannya sebagai kejahatan murni.
Proses evakuasi warga terus berlanjut dengan banyak kesulitan yang dihadapi karena serangan Rusia masih terus diluncurkan. AP melaporkan, rencana untuk merelokasi penduduk dari kota Volnovakha dan Mariupol di Ukraina timur gagal karena tembakan artileri terlalu kuat dan menargetkan "koridor hijau" yang seharusnya aman bagi warga sipil.
Ketika penduduk dari kota-kota itu berjuang untuk melarikan diri, sejumlah besar orang lain pergi ke Ukraina barat dan melintasi perbatasan ke negara tetangga Polandia, Hongaria, Rumania, Slovakia, dan negara-negara Uni Eropa lainnya, serta Moldova.
“Di tengah pemandangan penderitaan manusia yang menghancurkan di Mariupol, upaya kedua hari ini untuk mulai mengevakuasi sekitar 200.000 orang ke luar kota terhenti,” tulis
Komite Palang Merah Internasional mengatakan pemandangan yang terlihat di Irpin sangat memilukan, begitu juga di Mariupol. Mereka akan tetap mengupayakan evakuasi untuk 200.000 warga.
“Upaya yang gagal kemarin dan hari ini menggarisbawahi tidak adanya kesepakatan yang terperinci dan berfungsi antara pihak-pihak yang berkonflik,” kecam komite.
Sumber: RMOL