Pihak rumah sakit menyatakan setidaknya ada 56 orang terbunuh dalam serangan itu. Sedangkan lebih dari 194 orang terluka.
Polisi setempat serta petugas rumah sakit memperkirakan korban tewas akan meningkat karena banyak dari yang terluka berada dalam kondisi kritis.
“Itu adalah ledakan bunuh diri, yang menewaskan 50 orang,” ujar salah satu inspektur senior kepolisian, Haroon Rashid.
Para korban dirawat di Rumah Sakit Lady Readying, fasilitas medis terbesar di Peshawar. Juru bicara rumah sakit itu, Muhammad Asim, mengatakan ada banyak orang terluka.
"Orang-orang dari semua kelompok umur telah dibawa," katanya kepada wartawan, mengatakan sebagian besar yang terluka berada dalam kondisi kritis.
ISIS kemudian mengklaim bertanggung jawab atas serangan tak manusiawi itu.
Seorang saksi mata, Ali Asghar, yang menderita luka ringan akibat ledakan itu, mengungkapkan detik-detik sebelum ledakan terjadi.
“Kami sedang bersiap untuk salat ketika tiba-tiba seorang teroris masuk dengan pistol dan mulai menembaki orang-orang, menewaskan banyak orang satu per satu, yang diikuti oleh ledakan besar. Ledakan itu terjadi di aula utama masjid,” ujar Ali.
Sementara Kepala Polisi Peshawar Muhammed Ejaz Khan mengatakan, kekerasan dimulai ketika dua penyerang bersenjata menembaki polisi di luar masjid.
Seorang penyerang dan seorang polisi tewas dalam baku tembak, dan seorang polisi lainnya terluka. Penyerang yang tersisa kemudian memasuki masjid dan meledakkan bom.
Seorang saksi yang mengidentifikasi dirinya sebagai Naeem tinggal di sebelah masjid, menceritakan kronologi peristiwa mengerikan tersebut.
“Pertama saya mendengar lima hingga enam tembakan dan kemudian saya melihat pelaku bom bunuh diri memasuki masjid dan terjadi ledakan besar,” katanya seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Pintu rumah saya terbuka dengan keras dan saya jatuh ke tanah. Ketika saya memasuki masjid, ada asap dan debu dan orang-orang tergeletak bersimbah darah.”
Unit penjinak bom mengatakan sekitar 5 kg bahan peledak digunakan dan bantalan bola ditambahkan. Ambulans bergegas melalui jalan-jalan sempit yang padat dan membawa korban luka ke Rumah Sakit Lady Reading.
“Kami dalam keadaan darurat dan yang terluka sedang dipindahkan ke rumah sakit. Kami sedang menyelidiki sifat ledakan itu tetapi tampaknya itu adalah serangan bunuh diri," kata petugas polisi Mohammad Sajjad Khan.
Pensiunan perwira militer Sher Ali yang berada di dalam masjid pada saat ledakan itu terluka oleh pecahan peluru yang beterbangan. Dia memohon pada pemerintah Pakistan dengan berapi-api untuk melindungi minoritas Muslim Syiah di negara itu.
“Apa dosa kita? Apa yang telah kita lakukan? Bukankah kita warga negara ini?” katanya di unit gawat darurat, sementara pakaian putihnya berlumuran darah.
Dalam sebuah posting Twitter, Perdana Menteri Imran Khan mengutuk ledakan itu dan menyerukan penyelidikan.
Sumber: tvOne