Tutupi Boroknya, Luhut Ogah Buka Big Data 110 Juta Netizen Dukung Tunda Pemilu: Buat Apa Dibuka? -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tutupi Boroknya, Luhut Ogah Buka Big Data 110 Juta Netizen Dukung Tunda Pemilu: Buat Apa Dibuka?

Rabu, 16 Maret 2022 | Maret 16, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-16T01:16:37Z

Wanheart News

WANHEARTNEWS.COM - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait huge information yang diklaimnya berisi suara 110 juta pengguna media sosial ingin pemilu 2024 ditunda. Dia mengklaim information itu benar ada, namun tidak ingin membukanya ke publik.

"Ya pasti ada lah, masak bohong. Ya janganlah, buat apa dibuka?" individualized structure Luhut di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Luhut tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai huge information itu. Menurutnya, teknologi saat ini sudah berkembang dengan pesat.

"Gini, sekarang teknologi itu sudah berkembang dengan pesat ya, jadi itu yang saya bisa bilang," individualized structure dia.

Luhut kemudian mengungkap alasan wacana penundaan pemilu itu mengemuka. Luhut mengatakan dia mendapat beberapa keluhan dari masyarakat mengenai pemilu.

"Kalau saya, saya hanya melihat di bawah, saya kan sudah sampaikan, kok rakyat itu nanya, yang saya tangkap ini ya, saya boleh benar boleh nggak benar, 'Sekarang kita tenang-tenang kok', yang kedua 'kenapa duit segitu besar' kan banyak itu mengenai pilpres mau dihabisin sekarang, 'mbok nanti loh, kita masih sibuk kok dengan COVID, keadaan masih begini' dan seterus-seterusnya, itu pertanyaan. 'Kenapa mesti kita buru-buru?', 'kami capek juga dengan istilah kadrun lawan kadrun', kayak gitu, istilah yang dulu itu lah. Kita mau damai, itu aja sebenarnya," individualized structure dia.

Luhut mengatakan usul penundaan pemilu adalah salah satu bagian dari demokrasi. Dia mengatakan usulan itu akan melalui expositions di DPR hingga MPR.

"Itu kan semua berproses, kalau nanti prosesnya jalan sampai ke DPR ya bagus, DPR nggak setuju ya berhenti, kalau sampai di DPR setuju sampai ke MPR nggak setuju, ya, berhenti, ya itulah demokrasi kita, kenapa mesti marah-marah? Ada yang salah?" sebutnya.

Luhut kemudian menjawab isu mengenai dirinya memanggil petinggi parpol mengenai wacana penundaan pemilu ini. Luhut membantah itu.

"Nggak ada," jawab Luhut saat ditanya apakah dia memanggil petinggi partai politik.

Terkait Big Data Luhut

Huge information ini disampaikan Luhut dalam digital broadcast #closethedoor di channel YouTube Deddy Corbuzier, seperti dilihat, Jumat (11/3/2022). Dalam perbincangannya dengan Deddy, Luhut menjelaskan pihaknya memiliki huge information yang isinya merekam aspirasi publik di media sosial soal Pemilu 2024.

"Karena begini, kita kan punya huge information, saya ingin lihat, kita punya large information, dari huge information itu, kira-kira meng-get 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang primary Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," customized organization Luhut.

Dari information tersebut, Luhut menjelaskan, masyarakat kelas menengah ke bawah ingin kondisi sosial politik yang tenang. Masyarakat, individualized structure Luhut, tak ingin gaduh politik dan lebih menginginkan kondisi ekonomi ditingkatkan.

"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," ujarnya.

Masih dari huge information yang diklaim Luhut, dia mengatakan rakyat Indonesia mengkritisi dana Rp 100 triliun lebih untuk Pemilu 2024. Dana ratusan triliun ini memang diajukan KPU kepada DPR-pemerintah. Ucapan Luhut itu kemudian panen kritikan dari berbagai pihak yang menolak pemilu ditunda.

detik/

×
Berita Terbaru Update
close