WANHEARTNEWS.COM - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (Menpan RB), Tjahjo Kumolo meminta polisi menindak tegas jika ada oknum di instansi yang dipimpinnya terlibat dalam kecurangan seleksi calon aparatur sipil negara (CASN) 2021. Menurut dia, tak tertutup kemungkinan kecurangan itu terjadi.
“Tidak menutup kemungkinan kalau ada bukti Kementerian PANRB dan BKN terlibat jaringan tersebut. Tim Bareskrim dengan data-data yang ada dan bukti jejak digital pasti ditangkap dan diproses," kata Tjahjo, dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa, 26 April 2022.
Dia mengatakan, jangan sampai proses seleksi CASN yang sudah berjalan baik dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Tjahjo tak menampik berdasarkan proses seleksi CASN atau CPNS, diduga ada oknum pegawai negeri sipil (CPNS) yang menjadi calo.
Menurutnya, kecurigaan itu berawal dari aduan masyarakat dan orang tua peserta CPNS termasuk melalui media sosial dan temuan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Ada temuan dan hal tersebut, BKN dan Kementerian PANRB berkordinasi untuk mengungkap jaringan ini.
“Saya datang dan membawa surat kepada Kabareskrim Polri untuk membantu mengusut tuntas jaringan penipuan CPNS dengan berbagai cara. Bareskrim juga membentuk tim serta koordinasi dengan Polda dan Polres seluruh Indonesia,” katanya.
Kemudian, ia mewakili Kementerian PANRB menyampaikan terima kasih kepada Polri atas kerja keras jajaran Bareskrim, Polda, dan Polres, serta Satgas Anti KKN CASN 2021.
“Kalau ada oknum PNS yang terlibat, kami proses untuk diberhentikan tidak dengan hormat,” kata politikus PDIP itu.
Sebelumnya, Polri menyampaikan adanya kecurangan dalam seleksi CASN 2021 ini. 30 pelaku ditangkap dengan rincian 21 sipil dan 9 oknum PNS.
Para tersangka itu diduga terlibat dalam kecurangan seleksi CASN 2021 di 10 daerah seperti antara lain Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Lampung.
Adapun di Sulawesi Selatan kecurangan terjadi di beberapa lokasi yaitu Makassar, Tana Toraja, Sidrap, Palopo, Luwu, dan Enrekang.
Menurut polisi, modus yang dilakukan para pelaku dengan menggunakan aplikasi remote access pada pelaksanaan seleksi dengan Computer Assisted Test (CAT). Selain itu, terdapat modus lainnya dengan menggunakan perangkat khusus yaitu perangkat micspy yang disembunyikan di balik baju peserta.
Sumber: viva
