Analisis INSIS: Jika Wacana Tiga Periode Terus Bergulir, SBY Bakal Jadi Presiden Lagi di 2024 -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Analisis INSIS: Jika Wacana Tiga Periode Terus Bergulir, SBY Bakal Jadi Presiden Lagi di 2024

Selasa, 19 April 2022 | April 19, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-04-19T15:33:50Z

WANHEARTNEWS.COM - Hingga saat ini wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden masih terus bergulir.

Meskipun Presiden Jokowi sudah mengatakan dengan resmi bahwa dirinya menolak penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Lembaga Institute Riset Indonesia (INSIS) melakukan survei terkait wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Jika wacana perpanjangan masa jabatan presiden benar-benar bisa direalisasikan, maka Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpeluang kembali ikut serta dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Peneliti Senior INSIS Dian Permata mengatakan, peluang SBY kembali mencalonkan diri muncul karena wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode masih terus bergulir dan belum disetop.

"Jika wacana itu tidak disetop dan lolos ke MPR, maka secara otomatis tiket presidensi SBY yang sudah expired akan hidup lagi. Soal, apakah SBY mau menggunakan, itu soal lain," kata Dian melalui keterangan resminya yang dikutip pada Senin (18/4/2022).

Dian menilai amendemen UUD 1945 untuk mengubah masa jabatan presiden masih terbuka lebar.

Sebab, ia menyebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi hingga kini belum tegas menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

"Hal ini dapat dilihat masih wira-wirinya isu tersebut. Karenanya, sepanjang tiada ketegasan dari Jokowi, maka isu akan tetap bergulir," ucap Dian.

Selain itu, Dian melanjutkan, dalam hasil survei lembaganya, nama SBY mendapatkan angka yang terbilang tinggi di Jawa Barat untuk elektabilitas calon presiden.

Dia menyebut, SBY mendapatkan elektabilitas sebesar 10,09 persen, di bawah Prabowo Subianto yang dipilih masyarakat Jawa Barat sebesar 22,05 persen.

Baru setelah SBY, ada nama Jokowi dengan elektabilitas yang hanya menyentuh angka 6,14 persen untuk dipilih kembali.

Selanjutnya, ada nama Muhaimin Iskandar yang mendapat angka 0,91 persen.

Sementara, responden yang belum memutuskan untuk menjawab dan rahasia sebanyak 66,82 persen.

"Dalam simulasi jika terjadi amendemen soal klausul tersebut (jabatan 3 periode), nama SBY disandingkan dengan peserta capres lainnya, maka angka SBY terbilang tinggi," ujar Dian.

"Mengapa tinggi? Karena posisi SBY saat ini tidur. Alias tidak running campaign for president. Beda dengan nama capres lainnya yang memang ada real copras capres 2024."

Adapun survei INSIS tersebut dilakukan pada 24 hingga 29 Maret 2022. Survei ini menggunakan multistage random sampling dan wawancara tatap muka.

Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 4,47 persen dengan level of confidence 95 persen.

Survei dilakukan pada 27 daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan total responden sebanyak 440 orang.

Sumber: tribunnews
×
Berita Terbaru Update
close