WANHEARTNEWS.COM - Kemarahan Presiden Joko Widodo kepada para menterinya yang disiarkan istana secara resmi ke publik justru memperlihatkan kelemahan wibawa sang presiden.
Sebab, jika memang presiden sudah tidak senang dengan kinerja para pembantunya di kabinet, maka lazimnya langkah tegas diambil, yaitu pemecatan.
Tapi yang terjadi justru Jokowi sebatas ingin meluapkan kekesalan dan tidak ada eksekusi nyata dari luapan amarah itu.
"Marah-marah Jokowi terhadap menterinya itu aneh. Menterinya yang nggak becus, kenapa tidak diganti saja?" ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, Jumat (8/4).
Di sisi lain, Muslim melihat Jokowi terkesan membiarkan para menteri bekerja di luar tupoksi.
Seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang sibuk urus tunda pemilu dan perpanjang masa jabatan presiden.
Begitu juga Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia yang lebih fokus urus soal perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dibanding urus investasi.
"Dua menteri yang salah kamar ini kenapa bukan diganti, malah dibiarkan dan malah marah sendiri. Sikap marah-marah Jokowi ini lucu, dan semakin Jokowi marah-marah, semakin tidak berwibawa.
Atau Jokowi sudah tidak didengar menterinya lagi, sehingga jalan masing-masing di luar tupoksi sebagai cara cari muka?" kata Muslim.
Dengan demikian kata Muslim, jika Presiden Jokowi tidak segera mengganti menteri-menteri yang bermasalah, maka rakyat akan menganggap bahwa Jokowi yang bermasalah, karena tidak mampu lagi mengatur menterinya.
"Sehingga rakyat anggap Jokowi gagal dan Jokowi yang perlu diganti," pungkas Muslim. [/rmol]