WANHEARTNEWS.COM - Amerika Serikat terus mencoba untuk mengatur-ngatur negara lain terkait masalah Rusia. Washington DC dikabarkan akan “mengizinkan” India untuk membeli minyak dari Rusia.
Akan tetapi, AS juga mengancam negara Asia Selatan itu jika gagal mematuhi sanksi Barat, ungkap salah seorang pejabat senior Amerika.
Sikap India dalam merespons serangan Rusia di Ukraina telah menuai kekecewaan dari Inggris dan AS. New Delhi menyerukan agar permusuhan antara Moskow dan Kiev dihentikan. Namun di sisi lain, India menolak bergabung dengan Barat untuk mengutuk, apalagi menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
“AS tidak keberatan India membeli minyak Rusia asalkan membelinya dengan harga diskon, tanpa meningkat secara signifikan (pembelian) dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa peningkatan diperbolehkan,” kata pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu kepada Reuters, Kamis (31/3/2022).
“Apa pun yang mereka (India) bayar, apa pun yang mereka lakukan, harus sesuai dengan sanksi. Jika tidak, mereka mengekspos diri mereka pada risiko besar. Selama mereka mematuhi sanksi dan tidak meningkatkan pembelian secara signifikan, kami (AS) baik-baik saja,” tambah pejabat itu.
Pejabat itu tidak menjelaskan secara perinci “risiko besar” apa yang bakal dihadapi India jika peringatan AS itu diabaikan. Dia juga tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari “kenaikan signifikan” pembelian minyak Rusia oleh India.
“Kami, selama beberapa hari dan minggu ke depan, akan meningkatkan penegakan sanksi. Kami memberi tahu semua orang, di mana pun di seluruh dunia untuk memastikan kalian mematuhi sanksi ... ini adalah pesan untuk semua orang,” kata pejabat itu lagi.
India telah mengambil keuntungan dari kesepakatan pembelian minyak Rusia dalam beberapa pekan terakhir. New Delhi mengimpor lebih dari 13 juta barel minyak mentah Rusia selama sebulan terakhir.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Washington DC akan melibatkan India dan negara-negara lain untuk menegakkan sanksi secara kolektif yang kuat untuk menekan Moskow di tengah operasi militer Rusia di Ukraina.
Sumber: inews