WANHEARTNEWS.COM - Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah untuk minyak goreng dinilai tidak akan membuat rakyat senang, tetapi membuat gembira para mafia minyak goreng.
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, Presiden Joko Widodo seharusnya konsisten soal BLT. Di akhir periodenya, Jokowi seharusnya berusaha jangan sampai dari sekian banyak kebijakannya ada yang bersifat "unhappy".
"Karena pascacovid yang berdarah-darah ditambah banyaknya problem masalah bangsa, maka tentu sudah selayaknyalah pemerintah secara cepat dan tepat membalikkan persoalan dengan mencari solusi-solusi nyata bagi masyarakat, bukan dengan kebijakan-kebijakan yang inkonsisten," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (7/4).
Menurut Saiful, dengan adanya kebijakan BLT minyak goreng, publik semakin menilai bahwa Jokowi tidak konsisten dan cenderung tidak ada terobosan untuk mengatasi berbagai masalah. Utamanya terkait kenaikan bahan makanan, dan minyak goreng.
"Kita tahu bahwa Mendag sudah menyatakan bahwa naiknya harga migor salah satunya disebabkan oleh adanya mafia minyak goreng, lalu pemerintah memberikan BLT atas naiknya minyak goreng, bukan memberantas mafia, justru memberikan bantuan bagi mereka yang terdampak," jelas Saiful.
Sehingga kebijakan BLT minyak goreng tersebut dianggap menjadi buah simalakama dan tidak menyelesaikan persoalan.
"Bahkan lebih cenderung dianggap sebagai (bukti) pemerintah kalah dengan mafia dan justru memberi angin segar bahkan mensubsidi kepada mafia migor," pungkas Saiful.
Sumber: RMOL