WANHEARTNEWS.COM - Tokoh nasional Rizal Ramli menjadi yatim piatu di usia 8 tahun.
Meski begitu, Menko Ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu tak mau larut dalam kesedihan.
"Ibu saya meninggal saat saya usia 6 tahun. Kemudian, ayah saya berpulang ke pangkuan Ilahi saat saya berusia 8 tahun. Jujur, saya sedih sekali. Tapi, saya tidak putus harapan. Saya mulai rajin membaca dan bekerja keras, karena saya yakin, dengan begitu niscaya saya bisa sukses," tutur Rizal dalam acara berbuka puasa disertai pemberian santunan untuk anak yatim dan kaum dhuafa yang digelar Poros Wartawan Jakarta (PWJ), Jumat (22/4/2022).
Dewan Pembina PWJ itu menambahkan, memang tidak sedikit orang yang mengolok dirinya di saat kecil, lantaran pakaian yang dikenakannya selalu lusuh.
Walau demikian, ia menganggap ejekan itu adalah motivasi.
"Sering diejek itu biasa. Kita harus kuat menatap masa depan," ungkap Rizal Ramli.
Mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB bersama peraih Nobel itu kemudian memberikan rumus kesuksesan yang harus dikuasai oleh anak-anak saat ini dengan menerapkan 5G.
"Kunci sukses 5G, yakni, God willing (Tuhan berkehendak), maksudnya kita harus banyak doa supaya Tuhan memberikan yang terbaik bagi hidup kita. Lalu, gesit tangan, yakni, rajin atau mau bekerja keras. Kemudian, gesit otak, harus banyak membaca supaya pintar. Terus, gesit gaul, banyak berkawan dengan siapa pun. Dan terakhir, gesit senyum," tandas Rizal Ramli.
Meski dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional belum pulih, PWJ tetap menjalankan program tahunan berbuka puasa disertai pemberian santunan untuk anak yatim dan kaum dhuafa.
"Dua tahun belakangan kegiatan seperti ini vakum, karena pandemi Covid-19 yang cukup tinggi. Sekarang trennya sudah menurun, tapi dampaknya pada ekonomi masyarakat sangat berasa sekali. Walau begitu, kita jangan patah arang untuk menghadapi badai krisis ini. Selama kita solid dan saling membantu antarsesama, badai itu dapat kita lalui," ujar Ketua Umum PWJ Tri Wibowo Santoso dalam acara bertema "Wujudkan Kasih Sayang Antar-Sesama Dalam Kebersamaan" di Gedung YLBHI, Jakarta, tersebut.
Untuk itu, sambung pria yang akrab disapa Bowo ini, bulan Ramadhan yang suci ini bisa menjadi momentum kita untuk berbagi antarsesama guna meringankan beban saudara kita yang nasibnya belum beruntung agar merasakan sukacita di Lebaran ini.
"Dana yang terkumpul dari hasil sumbangan kawan-kawan dan sahabat PWJ kita salurkan ke adik-adik yatim dan kaum dhuafa agar mereka bisa merayakan lebaran dengan penuh bahagia dan sukacita di tengah ekonomi yang begitu sulit seperti sekarang ini," kata Bowo. /sindo[