WANHEARTNEWS.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dinilai sudah kehilangan idealisme. Para talenta muda seperti Tsamara Amany yang mulai hengkang disinyalir tak lepas dari hilangnya idealisme PSI.
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, partai pimpinan Giring Ganesha sudah keluar dari idealismenya dan jauh dari semangat perjuangan pemberantasan korupsi.
"Hari ini hampa, tidak ada lagi. Yang ada hanyalah serangan-serangan terhadap lawan politik, serangan terhadap musuh-musuh politik yang ini membuat orang tidak simpati kepada PSI,” ujar Ujang kepada wartawan, Rabu (27/4).
Di bawah Giring, PSI hanya sekadar menjual label anak muda. Hal inilah yang membuat kader PSI mundur dari kepengurusan. Kondisi ini tentu akan membuat publik makin tidak percaya dengan PSI.
Pemilih, kata ujang, sudah tidak nyaman dengan segala tindakan PSI dalam berpolitik.
“Mereka tidak nyaman dan tidak bisa memperjuangkan idealisme di situ. Maka akan berdampak kepada publik yang tidak akan percaya dengan perjuangan PSI hari ini,” ujar Ujang.
Selain sudah kehilangan idealisme, PSI di bawah komando Giring juga terkesan elitis dan mengabaikan pengurus daerah dalam menjalankan roda partai.
“Selama ini cenderung ramai hanya di atas, tapi di bawah tidak terurus. Di bawah harus berjuang sendiri. Jadi tidak aneh dan tidak heran kalau muncul masalah satu demi satu,” tegasnya.
Selain itu, narasi utama PSI di bawah komando Giring lebih banyak mengenai anti-Anies. Hal ini dinilai tidak tepat dan gagal berdampak positif bagi PSI.
“Politik yang dibangun oleh PSI, termasuk oleh Giring itu politik permusuhan. Politik itu kan mestinya sinergi, politik itu kan dinamis,” tanda Ujang.
Sumber: rmol
Foto: Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Giring Ganesha/Net