WANHEARTNEWS.COM - Di tengah santernya penangkapan terduga jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Dharmasraya. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Cabang Dharmasraya mengadakan rapat koordinasi bersama densus 88 pada Jumat malam (22/4) di Kasikopi Gunung Medan.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh ketua-ketua GP Ansor demisioner, di antaranya: Muhammad Hasyim (2004-2009), Mutahar (2010-2014), dan Khalik (2015-2019) serta Kader Ansor Banser se-Dharmasraya
Age Kurniawan (Ketua GP Ansor Dharmasraya) menjabarkan, dalam rapat koordinasi tersebut juga diberikan materi edukasi seputar paham radikalisme dan sikap intoleran yang dibawa oleh kelompok NII, “Terima kasih Densus 88 telah bersedia memberi pemahaman kepada kader-kader yang tergabung dalam Ansor dan Banser Dharmasraya,” ucapnya.
“Apabila menemukan ciri-ciri paham dari kelompok tersebut ada di Dharmasraya, kami akan segera menindaklanjuti ke Densus 88,” lanjut Age.
Menurut Age, komunikasi intens dan koordinasi solid dengan Densus 88 akan menjadi kunci sukses dalam mencegah penyebaran paham yang dibawa oleh terduga kelompok NII.
Age berpendapat dalam usia yang sudah 88 tahun, GP Ansor sebagai organisasi kepemudaan merupakan tonggak penjaga keutuhan Republik Indonesia menangkal paham yang ingin mengubah haluan negara.
“Seluruh Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor di seluruh kecamatan yang ada di Dharmasraya untuk menjaga basisnya agar tidak terkontaminasi dari paham radikal dan intoleran,” tegasnya.
Age juga menjelaskan dari informasi yang mereka analisis secara internal, dari sinkronisasi data dengan Data Densus 88, “alhamdulillah basis nahdiyin tidak ada satu pun yang terlibat dalam jaringan Negara Islam Indonesia maupun paham Radikal dan intoleran lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua GP Ansor periode 2010 s/d 2014, mengajak seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder untuk menyelesaikan persoalan NII di Dharmasraya ini.
“Langkah yang kita ambil tentu menjalin komunikasi dari berbagai pihak dalam melakukan tindakan, sebab ini merupakan persoalan kita bersama,” ujarnya.
Dibeberkan Mutahar, dan langkah yang kita ambil pun tak lepas dari memberikan edukasi terhadap orang-orang yang terpapar dari paham radikal dan intoleran.
“Dengan tetap mengedepankan sikap secara humanis demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkas Mutahar.
Sumber; mudanews