Ada sebagian hal-hal yang bertolak belakang atau terdengar agak tak biasa di Brunei jika dilakukan di Indonesia.
Tentu saja hal ini telah menjadi rutinitas yang sudah lama dilakukan di negara petro dollar tersebut.
Dari mulai kebiasaan bertamu, hingga berjalan kaki.
Bisa jadi Anda akan kaget dan bertanya-tanya ketika mendengarnya.
Simak kebiasaan di Brunei yang agak terdengar jarang dilakukan bagi orang Indonesia.
Tahukah Anda, di Brunei Darussalam, pemilik rumah justru menutup pintu ketika ada tamu yang datang.
Hal itu disampaikan langsung oleh WNI yang sudah menetap lama di Brunei, Wulan.
Melalui YouTubenya Wulan's Life, wanita itu membeberkan seputar kebiasaan bertamu yang dimiliki orang-orang Brunei.
Tentunya bertolak belakang dari kebiasaan warga +62, termasuk menutup pintu saat ada tamu.
Perlu diingat, menutup pintu saat ada tamu di sini maksudnya bukan tak menerima kedatangan tamu.
Melainkan menutup pintu ketika tamu sudah masuk ke dalam rumah.
Dijelaskan Wulan, kebiasaan satu ini memang terbilang aneh jika dilakukan di Indonesia.
Umumnya, jika di sebuah rumah sedang kedatangan tamu, tentu akan membuka pintu lebar-lebar.
Hal ini sudah menjadi kebiasaan karena agar suasana menyenangkan lebih terasa.
Bisa juga menghindari penilaian negatif dari orang-orang.
Namun hal itu tidak akan terjadi di Brunei Darussalam.
Wulan menyebut apabila di sebuah rumah kedatangan tamu, pemilik rumah justru akan menutup pintu rumahnya.
Tak peduli yang bertamu adalah laki-laki atau perempuan.
Ternyata dikatakan Wulan ada alasan tersendiri mengapa pintu pemilik rumah ditutup saat ada tamu.
Yakni agar tak merasa kecolongan saat sedang sibuk bersama tamu.
"Agar tak ada orang asing lain yang tiba-tiba nyelonong masuk ke rumah.
Atau takut ada hewan seperti monyet atau ular yang diam-diam masuk rumah," ujar Wulan.
Kebiasaan berikutnya yakni bercengkrama di teras rumah.
Bercengkrama di teras rumah adalah pemandangan yang sangat lumrah terjadi di Indonesia.
Biasanya tetangga-tetangga di sekitar rumah akan berkumpul untuk bersenda gurau dan berbagi cerita.
Sembari duduk di teras rumah dan menikmati kudapan nikmat.
Namun, di Brunei Darussalam Anda tak akan menemukan aktivitas ringan ini.
"Nggak ada istilah orang Brunei duduk-duduk sore di teras rumah," kata Wulan.
Wulan menyebut ketika selesai berpergian orang-orang di Brunei akan langsung masuk ke rumah.
Tak ada tetangga-tetangga yang sengaja bertandang ke rumah.
Hal ini tentunya berbeda dari kebiasaan di Indonesia.
"Kalau bercengkrama ya di dalam rumah saja," kata Wulan.
Tak bisa langsung bertamu
Kebiasaan bertamu berikutnya juga terdengar tak biasa namun bisa jadi lebih sopan dibandingkan di Indonesia.
Di Brunei, pantang bagi mereka untuk bertandang langsung ke rumah orang yang dituju.
Mereka harus mengirimkan pesan terlebih dulu kepada pemilik rumah untuk meminta izin.
"Harus kirim pesan dulu dan keberadaan pemilik rumah apakah sedang ada di rumah," imbuh Wulan.
Jalan kaki terasa aneh
Kerap berpergian menggunakan mobil meski hanya ke tempat yang dekat ternyata menyusul kebiasaan mereka yang lain, yakni malas berjalan kaki.
Bahkan dikatakan Wulan berjalan kaki di negara ini akan terasa sangat aneh lantaran dipandang tak biasa oleh orang-orang di sana.
"Pernah aku mengalami waktu ke kedai jalan kaki dilihatin begitu," kata Wulan.
Awalnya dia merasa apakah ada yang salah dengan cara berpakaiannya.
"Ternyata orang Brunei jarang sekali berjalan kaki," tutur dia.
Hal ini membuat orang Brunei juga ikut aneh saat melihat ada orang yang berjalan kaki di sepanjang jalan, sekalipun itu di pusat kota.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)