WANHEARTNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan merasa terhormat atas undangan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasarudin Umar.
“Sudah seringkali beliau mengajak agar saya memiliki waktu untuk mengunjungi Masjid nan megah ini,” kata Luhut dalam unggahan di media sosial miliknya, Senin (4/4).
Dalam pertemuan itu, Luhut mengaku mendiskusikan banyak hal, mulai dari keberhasilan proses renovasi Masjid Istiqlal yang baru dilakukan setelah 42 tahun. Terkait renovasi ini, Luhut juga mengaku bangga lantaran terowongan yang menghubungkan antara Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta sudah selesai dibangun.
“Terowongan ini bukan hanya sebagai simbol persatuan antar umat beragama, tetapi juga sebagai fasilitator ibadah bagi umat Islam dan umat Kristen,” kata Luhut.
Luhut mengungkapkan, dalam pertemuan itu, Prof Nasarudin Umar menyampaikan bahwa Masjid Istiqlal saat ini terus berbenah agar bisa berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan umat, bangsa, dan negara dengan memfasilitasi calon-calon cendekiawan muslim Indonesia agar bisa menjadi ulama yang terkemuka di masa depan.
Purnawirawan jenderal bintang empat ini takjub ketika mengetahui bahwa Istiqlal selain bekerjasama dengan Universitas Al Azhar Kairo, juga bekerja sama dengan Harvard University di Amerika Serikat lewat program khususnya yaitu kajian perempuan.
Kerjasama dengan Harvard ini, kata Luhut sebagaimana disampaikan Prof Nasarudin Umar, diharapkan lahir para ulama yang punya pandangan keilmuan yang luas tetapi tetap berwawasan nusantara.
“Sesuai visi dan misi beliau yang ingin menjadikan Masjid Istiqlal bukan hanya milik umat islam saja, tetapi juga untuk umat agama lain yang punya keinginan mendiskusikan persoalan-persoalaan kebangsaan di negara yang bhinneka ini,” imbuh Luhut.
Dilain hal, Luhut kemudian mengaku diminta untuk menceritakan pertemuannya dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman. Kata Luhut, sambutan akrab nan ramah oleh Pangeran Mohammed Bin Salman itu berkat rasa hormat putra mahkota kerajaan Arab Saudi itu dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam kesempatan pertemuan ini, Luhut menyampaikan kepada Prof Nasarudin bahwa dirinya meminta Mohammed Bin Salman agar “Rumah Indonesia di Makkah” mendapat izin untuk dibangun.
“Sebetulnya pembangunan rumah tersebut harus mengubah undang-undang di Kerajaan Saudi, tetapi karena Putra Mahkota berkeinginan untuk punya hubungan baik dengan Indonesia, kita mendapatkan pengecualian agar bisa dibangun,” ungkap Luhut.
Di akhir pertemuannya dengan Prof Nasarudin, sebelum meninggalkan masjid Istiqlal, Luhut menyerahkan miniatur kiswah hadiah pemberian dari kunjungan Arab Saudi yang lalu. Diberikannya kiswah dari pangeran Arab Saudi kepada Prof Nasarudin ini lantaran Luhut mengaku tidak pantas menyimpannya, sebab kiswah yang menjadi penutup ka’bah itu dianggap Luhut merupakan milik umat muslim di Indonesia.
“Saya katakan kepada Prof Nasar, bahwa jika ada umur saya bisa bertemu lagi dengan Pangeran Mohammad Bin Salman, saya akan meminta kiswah yang lebih besar agar bisa dipajang di Masjid Istiqlal,” demikian Luhut.
Sumber: RMOL