WANHEARTNEWS.COM - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menggagas kebijakan yang dia namai "Reformasi Angkot" untuk mengurai permasalahan rumit tata kelola transportasi publik di kota itu. Melalui Reformasi Angkot, jumlah armada angkot di Kota Bogor akan secara bertahap dikurangi dengan konsep konversi 3 unit angkot menjadi 1 bus.
"Jumlah angkot di kota Bogor 3.000 sekian--jadi, enggak sejuta juga," katanya, mengklarifikasi julukan 'Kota Sejuta Angkot' kepada Kota Bogor, dalam wawancara eksklusif dengan The Interview di kantornya, Kamis, 7 April 2022.
Tetapi, Bima menaksir, jumlah riilnya yang aktif beroperasi di lapangan telah jauh berkurang, mungkin antara 1.000 atau 1.500 unit. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan itu, di antaranya banyak kendaran angkot yang telah tua sehingga tak laik jalan, dan secara perlahan tersingkir oleh moda transportasi yang berbasis aplikasi online.
Meski begitu, dia tetap berupaya keras untuk memperbarui tata kelola transportasi publik di Kota Bogor agar kota itu kelak menjadi lebih nyaman dan ramah lingkungan. Berdasarkan hasil kajiannya, sedikitnya tiga masalah utama penyebab kemacetan di Kota Bogor. Pertama, jumlah angkot terlampau banyak. Kedua, angkot-angkot berhenti sembarangan. Ketiga, terjadi penumpukan akibat terciptanya terminal bayangan di mana-mana.
Masalah pertama diurai dengan konversi 3 angkot dengan 1 bus setelah angkot-angkot dilegalkan ke dalam 15 badan hukum. Perkara kedua dengan merekrut sopir-sopir angkot sebagai sopir bus atau teknisi/mekanik yang digaji tiap bulan oleh pemerintah. Soal kedua dengan relokasi tempat-tempat banyak pedagang kakilima dan pasar.
Sumber: viva