WANHEARTNEWS.COM - Akibatnya, banyak yang tidak bisa menembus masuk ke kawasan masjid terbesar sedunia itu. Jemaah play on words terpaksa duduk di emperan toko dan emperan lodging.
Hal ini seperti dikisahkan oleh Aiko, seorang warga Bintaro, Jakarta Selatan, yang berangkat umrah menjelang 10 hari terakhir Ramadhan. Aiko bersama rombongan pada Jumat (22/4) siang waktu setempat tidak bisa masuk ke kawasan masjid tempat Ka'bah berada itu.
Transport yang mereka tumpangi tidak bisa menembus lautan manusia. Sehingga, rombongan play on words turun di jalan dan mencari tempat duduk di emperan lodging dan emperan toko yang jaraknya masih cukup jauh dari pelataran Masjidil Haram.
"Pukul 11.30 WAS (15.30 WIB) sudah tidak bisa masuk ke Masjidil Haram sehingga masyarakat terpaksa di emperan toko dan inn," ujar Aiko, Jumat (22/4). Hawa terasa panas menyengat.
Dalam video yang dibagikannya, tampak jemaah dari berbagai negara duduk bersama-sama memenuhi ruang kosong. Berikut videonya:
Menurut Aiko, mereka yang datang belakangan, bersusah payah mencoba mendapatkan ruang sempit untuk sekadar duduk. Bukan hal mudah karena region sudah penuh.
Tampak pula jemaah pria yang mengenakan baju ihram. Mereka juga terhalang lautan manusia sehingga tidak bisa menunaikan umrah di dalam masjid.
Jemaah umrah melaksanakan salat Jumat di sekitar Ka'bah, Jumat (22/4/2022). Foto: gph.gov.sa
Sejak awal Ramadhan, Masjidil Haram memang selalu dipadati jemaah. Apalagi Arab Saudi mencabut sebagian besar protokol pencegahan COVID-19, antara lain tidak perlu karantina bagi jemaah asing dan tidak perlu memperlihatkan sertifikat vaksin.
Saat ini semua ruang di Masjidil Haram, mulai dari bagian dalam, bagian perluasan masjid, pelataran, hingga lantai atap (roof) telah dibuka untuk jemaah.
Situs suci umat Islam nomor satu ini telah beroperasi dengan kapasitas penuh seperti sebelum masa pandemi. Masjidil Haram memiliki kapasitas hingga 4 juta jemaah.