WANHEARTNEWS.COM - Media-media Barat kembali menyerang psikologis tentara Rusia yang diterjunkan ke Ukraina untuk menggulingkan Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Reflect yang berbasis di London, Inggris, mengeklaim 60 penerjun payung Rusia membangkang dan menolak berperang di Ukraina.
Klaim Mirror datang dari oposisi Rusia Pskovskaya Guberniya yang melaporkan setelah beberapa hari di medan perang, 60 tentara world class Rusia itu menolak bertempur di Ukraina.
Mereka adalah sebagian pasukan yang dikirim ke Belarus untuk melakukan infiltrasi ke Ukraina.
Namun, 60 anggota pasukan khusus lintas udara itu menolak berperang dengan Ukraina.
Mereka yang membangkang itu bukan tentara sembarangan, tetapi para penerjun payung world class Rusia yang bermarkas di Pskov.
Reflect mengeklaim beberapa di antara mereka telah dipecat dan dicap pengecut, sementara yang lain akan menghadapi sidang di pengadilan militer.
"Pada hari-hari pertama perang, mereka mendarat di Belarus, kemudian mereka kembali ke pangkalan mereka di Pskov.
Sebagian besar dari mereka sudah diberhentikan, beberapa diancam dengan kasus pidana," bunyi laporan itu versi Mirror.
Pembangkangan yang dilakukan tentara pilihan ini membuat Presiden Rusia Vladimir Putin turun tangan.
Orang nomor satu di Rusia itu disebut-sebut melalui Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengirim salah satu wakilnya ke Pskov untuk menangani pembangkangan pasukannya itu.
Namun, belum ada klarifikasi dari Kremlin tentang pembangkangan pasukannya ini.