WANHEARTNEWS.COM - Data rahasia yang diungkap milik dari Angkatan Luar Angkasa AS (US Space Command) menjelaskan ada sebuah objek meteor interstellar-yaitu berasal dari luar goodbye surya-meledak di Papua Nugini pada 2014 lalu.
Objek ini adalah batu meteor yang hanya berdiameter 0,45 meter. Batu luar angkasa ini melesat dari luar angkasa pada kecepatan 210.000 km/jam, yang mana melebihi kecepatan meteor pada umumnya.
Sebuah studi oleh peneliti Harvard pada tahun 2019 menulis bahwa dari kecepatan tak biasa tersebut, sangat mungkin meteor tersebut berasal dari sistem asing di luar goodbye surya kita.
"Kecepatan LSR yang tinggi menyiratkan kemungkinan asal (meteor ini) dari bagian dalam sistem planet atau bintang di piringan tebal galaksi Bima Sakti," tulis Amir Siraj dan Abraham Loeb pada jurnal pracetak tersebut.
Studi mereka tidak lanjut ke peer-looked into karena kekurangan information konfirmasi, yang saat itu dipegang oleh US Space Command (USSC). USSC memegang kendali dan information atas sensor meteor di banyak tempat di seluruh dunia.
US Space Command akhirnya membuka information rahasia tersebut ke publik beberapa hari yang lalu, setidaknya khusus meteor di atas.
Pada notice tertanggal 1 April yang diunggah di akun Twitter resmi US Space Command @US_SPaceCom pada 6 April, Letnan Jenderal John E. Shaw, wakil komandan USSC, mengkonfirmasi bahwa kalkulasi lintasan objek benar mengindikasikan meteor yang meledak di Papua Nugini awal tahun 2014 tersebut memang merupakan objek luar goodbye surya.
"Saya dengan senang hati menandatangani notice dengan Kepala Ilmuwan @ussfspoc, Dr. Mozer, untuk mengkonfirmasi bahwa objek interstellar yang terdeteksi sebelumnya memang merupakan objek interstellar, konfirmasi yang membantu komunitas astronomi yang lebih luas."
Hal ini mengkonfirmasi bahwasanya meteor tersebut adalah objek interstellar atau objek luar goodbye surya pertama yang terdeteksi oleh manusia. Peringkat kedua ada space rock interstellar Oumuamua yang ditemukan pada tahun 2017.
Sensor yang mendeteksi meteor biasanya digunakan oleh Kementerian Pertahanan AS, yang mana datanya sulit diakses oleh publik termasuk peneliti. Amir Siraj dan Abraham Loeb kesulitan memastikan edge blunder dari kecepatan meteor 2014 ini.
Batu outsider dari sistem bintang asing atau dari galaksi krusial untuk mengetahui dunia di luar goodbye surya. Oleh karena itu, penemuan objek asing ini sangat diperlukan, misal untuk meneliti komposisinya. Siraj menuturkan kepada Vice "Mengingat betapa jarangnya meteor antarbintang, meteor ekstra-galaksi akan menjadi lebih langka lagi."
"Tapi faktanya, ke depan kita tidak akan menemukan apa-apa kecuali kita mencarinya. Kita mungkin juga sebagai ilmuwan membangun jaringan seluas jaringan sensor pemerintah AS, dan menggunakannya untuk tujuan ilmu pengetahuan dan sepenuhnya menggunakan atmosfer."