WANHEARTNEWS.COM - Jauh hari sebelum demo mahasiswa Senin 11 April 2022, Jarnas Mileanies Pusat menginstruksikan jajarannya untuk mengantisipasi tudingan terhadap Anies menunggangi aksi itu dengan tidak turun ke jalan.
Demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR/MPR RI Jakarta pada Senin 11 April 2022, tercederai oleh tindakan sejumlah orang menganiaya Ade Armando.
Imbasnya, kampanye hitam dialamatkan kepada Anies Baswedan. Salah satunya lewat pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Nathalie.
Grace memfitnah relawan Anies, hanya bermodalkan tangkapan layar sebuah grup Whatsapp (WAG) bernama Relawan Anies Apik 4 yang berisi ajakan persekusi terhadap pegiat media sosial itu.
“Seluruh relawan Anies itu sudah diinstruksikan untuk menjaga kemurnian gerakan mahasiswa. Pada Kamis 7 April 2022, misalnya, saya juga sudah menginstruksikan kepada Ketua Wilayah Jarnas Mileanies Jawa Barat Tata Indrawisata untuk tidak ikut demo bergabung dengan mahasiswa,” kata Ketua Umum Jarnas Mileanies Pusat Muhammad Ramli Rahim kepada KBA News, Kamis 14 April 2022.
Larangan demi menjaga kemurnian gerakan mahasiswa itu, lanjut Ramli, sekaligus agar jangan sampai Anies dituduh menunggangi aksi mahasiswa.
“Itu kan justru kontraproduktif bagi Anies dan relawannya,” ujar Ramli.
Menurut Ramli, merekayasa WAG terlalu mudah. Di sisi lain, kalau pun ada beberapa yang berada di lapangan, itu pribadi-pribadi yang jumlahnya sangat kecil.
“Sebenarnya, relawan Anies juga masih merdeka sekarang. Hampir-hampir tak ada hubungannya dengan Anies. Dalam hal demo, tidak ada instruksi, tidak ada perintah, apalagi bantuan atau pendanaan. Mereka bergerak sendiri-sendiri,” ujar dia.
Ramli berpendapat bahwa PSI sudah biasa menuduh tanpa fakta. Bahkan, mereka biasa memutarbalikkan fakta.
“Jadi, itu sudah menjadi hal yang biasa buat mereka. Masihkah ada orang waras yang percaya sama PSI?” ujar dia.
Pendukung setia Anies Baswedan, Geisz Chalifah berpendapat, PSI mengarang cerita karena antara peristiwa pengeroyokan terhadap Ade Armando dengan perbincangan di WAG tersebut terpaut waktu yang tidak masuk akal.
“PSI kalau mau ngarang jangan tolol. Kejadian Ade Armando dipukuli pukul 15.39 menurut catatan Kompas.com. Chat-nya sendiri terlihat pukul 16.13. Lebih dulu kejadiannya daripada chat di WAG itu. Lain kali kalau mau bohong yang pinteran dikit,” katanya. (kba)