WANHEARTNEWS.COM - Ketua Umum relawan Jokowi Mania atau JokMan, Immanuel Ebenezer menilai, kepemimpinan Presiden Jokowi pada periode kedua sangat parah. Menurut Immanuel, pemerintah Jokowi periode kedua sengaja memeliharan perpecahan.
"Di periode pertama presiden Jokowi cukup lumayan bagus. Demokrasinya bagus, kesejahteraannya. Memang di periode kedua ini parah sekali. Kalau Orde Baru yang dirawat adalah persatuan, tapi periode kedua di era Jokowi ini yang dirawat adalah perpecahan," ujar pria yang akrab dipanggil Noel ini, seperti dikutip FIN dari ">YouTube tvOneNews dalam program catatan demokrasi, Rabu 20 April 2022.
Neol mengatakan, di era Jokowi periode kedua, stigma negatif kerap dilabelkan antara kelompok pro dan kontra. Dari cebong, kampret hingga kadrun.
Neol sendiri akui pihak pro pemerintah menyebutnya sebagai teroris dan kadrun setelah membela Munarman.
"Diksi-diksi kampret cebong, kadrun, teroris, sampai sekarang. Salah satu faktanya, saya kan sudah biasa dengan dunia politik, di Era Orde baru saya distigma komunis. Di era Jokowi yang saya pendukungnya saja saya distigma teroris," kata Noel.
"Bahkan dibilang kadrun varian baru, ini menurut saya keji. " sambung dia.
Noel berujar bahwa perpecahan ini bertanda bahwa Jokowi di periode kedua terjadi kemunduran demokrasi.
"Kemunduran demokrasi di periode kedua ini. Saya lihat kawan-kawan saya juga kecewa dengan sistiasi hari ini," katanya.
Lebih lanjut, Noel juga tidak permasalahkan dirinya dicopot dari komisaris setelah membela eks petinggi FPI, Munarman.
"Saya dicopot tidak dicopot sikap saya tidak berbah. Dulu saya mengkritik, dikasih jabatan komisaris, mengkritik dikasih komisaris utama, ngga berubah sikap dan pandangan politik saya," katanya.
Dia menilai, di periode kedua Jokowi ini pembungkaman aktivis sangat terasa. Termasuk dirinya dibungkam.
"Pembungkaman terasa sekali, mereka berpendapat jika saya dicopot maka saya bisa dibungkam. Nah ini kemudnuran demokrasi di era pemerintahan jokowi di era kedua ini," tuturnya.
Sumber: fin