Perhitungan Awal Ramadhan 1443 H Berdasarkan Posisi Hilal di Indonesia dan Arab Saudi -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perhitungan Awal Ramadhan 1443 H Berdasarkan Posisi Hilal di Indonesia dan Arab Saudi

Jumat, 01 April 2022 | April 01, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-04-01T12:57:28Z
Prediksi Awal Ramadhan 1443 H
(Kepastiannya, tetap menunggu hasil sidang Itsbat) 

Oleh: Khudori Bagus

Ijtimak atau disebut pula konjungsi geosentris, adalah peristiwa di mana Bumi dan Bulan berada di posisi bujur langit yang sama, jika diamati dari Bumi.

Ijtimak merupakan pedoman utama penetapan awal bulan dalam Kalender Hijriyah.

Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam. 

Biasanya hilal diamati pada hari ke-29 dari bulan Islam untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum. Hilal juga merupakan bagian dari fase – fase bulan.

Ijtimak insya Allah akan terjadi pada Jumat 1 April 2022. Dan Gambar di atas memperlihatkan posisi hilal di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri.

Ini Penjelasannya:

Di gambar itu terlihat berbagai macam Kurva Visibilitas yang ditunjukkan oleh lengkung garis dari berbagai versi teori visibilitas.

✅ Limit Danjon merupakan salahsatu teori visibilitas yang menetapkan batas kurva  visibilitasnya berbasis elongasi 7°, agar hilal dapat terlihat.

✅ Adapun teori visibilitas yang mengacu kepada Kriteria Istanbul mensyaratkan tinggi 5° dan elongasi 8° agar hilal dapat dirukyat (dilihat).

✅ Sementara kurva arsiran membagi zona ketinggian hilal menjadi 5 Zona yang memenuhi kriteria visibilitas Odeh (2005).

(Odeh atau nama lengkapnya Mohammad Odeh adalah seorang astronom penggiat observasi hilal dari IAC/ICOP Jordania).

(1) Warna Hijau mengindikasikan hilal dalam zona tesebut mudah terlihat dengan mata telanjang (Easy by naked eye).

(2) Zona Ungu adalah zona hilal bisa terlihat dengan mata telanjang (Could by naked eye)

(3) Zona Biru Tua merupakan zona keterlihatan hilal via alat optik dan sensor (Need optical aid)

(4) Zona berikutnya tak berarsiran adalah zona hilal tidak mungkin terlihat (Not Possibble)

(5) Sedangkan zona di bawah horizon adalah kemustahilan hilal dapat terukyat (Impossible)

✅ Maka berdasarkan pembagian yang digambarkan dalam gambar ini, kita bisa menyimpulkan bahwa semakin ke atas hilal semakin mudah dilihat dan semakin ke bawah hilal semakin sulit di atas.

Pantas saja Arab Saudi (yang memakai metode Rukyat) akan memulai puasa pada Sabtu tanggal 2 April 2022 bersamaan dengan Muhammadiyah (yang memakai metode Hisab mutlak) karena Hilal di Saudi kali ini berada di Zona Arsiran bagian atas. Sehingga hilal lebih memungkinkan terlihat. 

✅ Sementara Hilal di Sabang (Aceh), Jogja dan Perth berada di Zona Arsiran Not Possible versi Odeh 2005 atau versi Mabim 1992.

Maka..
Berdasarkan data astronomis ini, ijtima akhir Sya'ban insya Allah akan terjadi pada hari Jumat, 1 April 2022 pukul 13:26 WIB.

Dan Ketinggian hilal di Indonesia berkisar antara 1° ~ 2,5° dengan elongasi bervariasi antara 2,5° ~ 3,5°. 

👉Secara astronomis kondisi tersebut jelas tidak memberi kemungkinan hilal bisa dirukyat dengan menggunakan alat bantu teleskop sekalipun. 

Maka dengan melihat posisi hilal di Sabang sebagai kawasan Indonesia yang dianggap paling tinggi, ternyata Hilal belum memenuhi syarat karena ketinggian hilal masih di bawah 2°. 

Maka 1 Ramadhan sesuai Taqwim Standard insya Allah akan jatuh pada hari Ahad tanggal 3 April 2022 berdasarkan istikmal yaitu menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari.

✅ Untuk kepastiannya tetap menunggu sidang Itsbat Kementrian Agama Pusat.
✅ Harapan saya sih, Memulai puasa dan Berlebaran dalam waktu yang Sama. 

Wallahu a'lam.
×
Berita Terbaru Update
close