WANHEARTNEWS.COM - BANDUNG - Yana Mulyana resmi dilantik sebagai Walikota Bandung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pelantikan dilakukan di Kantor Gubernur Jabar, Jalan Diponegoro, Bandung, Senin (18/4/2022).
Yana Mulyana menggantikan politisi PKS Walikota Bandung H. Oded Mohamad Danial yang meninggal dunia pada 10 Desember 2021.
Dari pantauan wartawan di lokasi, Yana Mulyana didampingi istrinya Yunimar beserta putra dan putrinya. Pelantikan berlangsung khidmat dan lancar pada pukul 10.00 WIB.
"Pada hari ini, Senin 18 April 2022, saya Gubernur Jawa barat dengan resmi melantik Haji Yana Mulyana sebagai Walikota Bandung sisa masa jabatan 2018-2023. Berdasarkan keputusan menteri dalam negeri republik Indonesia yang telah dibacakan," kata Ridwan Kamil diberitakan Kantor Berita RMOLJabar.
Dengan pelantikan ini, Yana menjadi Walikota Bandung sisa masa jabatan 2018-2023. Yana akan memimpin Kota Bandung tanpa didampingi wakil walikota.
"Saya percaya bahwa saudara akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing saudara," imbuh Ridwan Kamil.
PKS Rugi Besar Usai Gagal Dapatkan Jatah Wawalkot Bandung
PKS dipastikan gagal untuk mengisi jatah kursi Wakil Walikota Bandung. Kondisi ini pun disebut merugikan PKS yang seharusnya bisa menggantikan posisi almarhum Oded M Danial di Kota Bandung.
"Jelas PKS rugi besar. Karena kita kan tahu kalau Mang Oded itu dari PKS, nah sekarang mereka gagal buat ngusulin nama yang menggantikan Mang Oded," kata Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Muradi kepada detikJabar, Rabu (23/3/2022).
Muradi menilai, kegagalan ini seharusnya bisa menjadi otokritik bagi internal PKS. Pasalnya diketahui, saat menggodok nama pengganti almarhum Oded, komunikasi politik PKS terkesan privasi dan tak pernah membuka nama-nama tersebut kepada partai pengusung yang lain.
"Politik itu refleksi, seberapa besar PKS bisa berbagi dengan Gerindra dan PBB selama Mang Oded berkuasa kemarin. Sekarang coba tanyakan, apakah tiga partai itu sudah clear mengusung nama untuk wakil walikota, kan saya lihat sampai kemarin belum ada obrolan dari tiga partai politik tersebut. Tahapan pertamanya saja tidak selesai kan," ungkapnya.
Menurut Muradi, PKS harus segera merubah mindset ekslusifitas itu jika tak ingin terancam posisinya untuk waktu ke depan. Sebab, bisa saja partai lain di legislatif nantinya malah mengunci komunikasi dengan PKS imbas kegagalan pengisian jatah Wakil Wali Kota Bandung tersebut.
"Karena ada yang namanya oposisi mayoritas, jadi musuh bersama, itu yang membahayakan untuk PKS sekarang. Karena kembali lagi, politik itu berbagi. Seberasa sering sekarang pertanyaannya PKS bernegosiasi dan berbagi di pemerintahan, kalau itu tidak mereka lakukan ya partai yang lain pastinya akan ngunci. Istilahnya begini, saya akan dapat apa kalau saya dukung PKS," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, PKS dipastikan gagal untuk mengisi jatah kursi wakil wali kota Bandung. Hal itu terjadi setelah Kemendagri belum juga memberikan kepastian kapan pelantikan wali kota Bandung definitif akan digelar.
Padahal diketahui, sepeninggalan almarhum Oded M Danial, DPRD telah mengusulkan Yana Mulyana menjadi wali kota Bandung definitif pada awal Maret lalu. Kursi wakil wali kota pun kemudian kosong dan menjadi incaran PKS karena Yana diusung Partai Gerindra pada Pilwakot 2018 lalu.
Pengisian kursi wawalkot Bandung pun tak bisa dilakukan karena terkendala regulasi. Sebab, sesuai bunyi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2018 disebutkan DPRD berwenang memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah jika terjadi kekosongan untuk sisa masa jabatan lebih dari 18 bulan.
Sementara jika dihitung sejak pelantikan pasangan Oded-Yana, maka Senin (21/3/2022) merupakan batas waktu 18 bulan tersebut telah lewat. PKS pun dipastikan tak bisa mengincar kursi wawalkot lagi meski telah menetapkan dua nama calon wakil walikota.
PKS sebelumnya telah mengusulkan dua nama untuk posisi Wakil Walikota Bandung. Yaitu Ketua DPD PKS Kota Bandung Khairullah dan Anggota DPRD Jabar sekaligus istri Oded Siti Muntaman. PKS menyerahkan ke Yana Mulyana untuk memilih diantara keduanya.
Seperti diketahui, pasangan Oded-Yana diusung oleh koalisi PKS, Partai Gerindra dan PBB pada Pilkada 2018.
Pasangan Oded-Yana menang telak 50,1% mengalahkan dua pasangan lain, yakni pasangan Nurul Arifin dan Chairul Yaqin Hidayat yang diusung Partai Golkar dan Demokrat meraih 23,8% dan pasangan Yossi Irianto dan Aries Supriatna yang diusung PDIP, Partai Nasdem, Hanura, PPP, PSI meraih 26,1%.