WANHEARTNEWS.COM - Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), Profesor Henri Subiakto menilai, sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ini dijadikan sebagai simbol perlawanan bagi haters Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Para haters Jokowi ini merupakan pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Kini Mereka kecewa dan balik arah mendukung Anies Baswedan.
Para pendukung Prabowo-Sandi kecewa, sebab, dua tokoh itu kini masuk di pemerintahan Jokowi sebagai menteri.
"Anis dijadikan simbol perlawanan, karena haters Jokowi kecewa ditinggal Prabowo merapat sebagai Menhan dan Sandiaga sebagai Menteri Pariwisata. Dua tokoh itu ingin satukan pendukung. Tapi haters justru nemu simbol dan harapan baru yaitu Anis. Aslinya Anis dulunya Pendukung Jokowi juga," kata Henri Subiakto di Twitter-nya, @henrysubiakto, Rabu 27 April 2022.
Namun begitu, Henri memandang Anies punya sisi baik dibanding Gubernur sebelumnya, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Prof Henri bilang, Anies orangnya tidak emosional. Tidak provokatif. Anies menjadikan DKI Jakarta lebih tenang dan aman.
"Anis orangnya kalem, bicara tertata, tidak emosional, tidak provokatif seperti tokoh agama yang membelanya," kata Prof Henri.
"Anis bawa harapan politik dan hiburan bagi pendukung. Menjadi katarsis yang mendinginkan Ibu Kota. Jika gubernur DKI bukan Anis, demo dan anarkisme bisa lebih banyak. Ini untungkan Jokowi," ucap Pro Henri.
"Kalau Gubernur DKI itu masih Ahok. Keributan politik di DKI bisa selalu riuh dan merugikan stabilitas nasional," kata dia.
Dia menilai, Anies memimpin, Jakarta menjadi tenang.
Tidak ada keributan demonstrasi di Balai Kota dan sebagainya. Jakarta menjadi adem, tentu menguntungkan bagi pemerintah pusat.
"Dengan Anis jadi Gubernur, DKI lebih tenang. Para pendemo sebagian besar menjadi pendukung Anis. Keberadaan Anis dari sisi ini menguntungkan pemerintahan pak Jokowi," tuturnya. fin